Jakarta, CNN Indonesia -- Hanya dalam waktu dua pekan, Mangir (31) sudah
jatuh hati. Hatinya luluh pada perhatian manis seorang pria di seberang sana yang ditemuinya di
jagat maya."Setiap hari, pagi dan malam disapa terus dan kalau
ngobrol nyambung. Lama-lama kebiasaan, terus luluh juga," kata Mangir, saat bercerita kepada
CNNIndonesia.com tentang pengalamannya menjalani kencan
online.
Keduanya lantas menjalin hubungan dekat di dunia maya. Tak ubahnya sepasang kekasih, keduanya saling mengucap 'sayang'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mangir sudah memastikan si pria berstatus 'aman'. Si pria dipastikan berstatus lajang. Tak ada pula yang berbeda antara foto profil di Tinder dan foto-foto yang dikirimkan saat berhubungan. "Aku sudah pastikan aman," kata Mangir.
Karena merasa cocok, diam-diam Mangir menaruh harap dan yakin jika si pria kelak menjadikannya sebagai kekasih 'resmi'.
Waktu perjumpaan di dunia nyata pun tiba. Tak dinyana, hubungan manis di antara keduanya berjalan tak sesuai harapan.
Sikap si pria tak semanis seperti yang dibayangkan Mangir sebelumnya. "Aku kayak harus mulai lagi dari nol buat mengenal dia yang baru," kata dia. Tak ada pula ajakan dari si pria pada Mangir untuk menjalin hubungan serius dan berkomitmen.
Menjalin asmara melalui kencan daring memang penuh risiko. Sering kali sosok idaman yang ditemukan di dunia maya tak sesuai dengan foto profil yang ditampilkan atau bahkan tak seasyik dan semanis pesan-pesan yang dikirimkan rutin setiap hari.
Asmara yang dirajut di dunia maya melahirkan harapan atau ekspektasi yang berbeda dibandingkan dengan kisah cinta yang berawal dari tatap muka.
Psikolog klinis Veronica Adesla menjelaskan, ekspektasi terhadap sosok pujaan hati di dunia maya muncul karena penilaian yang diberikan terlalu cepat.
Orang seringkali membuat penilaian berdasarkan informasi yang terbatas dari profil diri di aplikasi kencan
online dan juga komunikasi yang singkat.
"Seseorang membuat ekspektasi terhadap orang lain atas dasar penilaian yang tidak tepat. Ekspektasi ini tentunya bisa menjadi bias, mengandung ekspektasi tinggi yang tidak realistis," kata Veronica kepada
CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
Perbedaan interaksi secara tatap muka dan dunia maya juga berpengaruh pada ekspektasi yang muncul.
Pasalnya, di dunia maya, komunikasi yang terjalin sering kali melalui teks dan sulit membaca emosi dari pengirim. Alhasil, penerima pesan menyimpulkan sendiri emosi pesan tersebut. Ekspektasi pun muncul agar pengirim pesan sesuai dengan harapan saat bertemu tatap muka.
 Ilustrasi. Kencan online melahirkan harapan atau ekspektasi yang berbeda dibandingkan dengan kisah cinta yang berawal dari tatap muka. (Istockphoto/Tero Vesalainen) |
Menjaga EkspektasiEkspektasi terhadap sosok pasangan yang ideal ini mesti dijaga agar tak kecewa di kemudian hari.
Agar ekspektasi tak terlalu tinggi, berikut cara menjaga ekspektasi pada pasangan di kencan
online.
1. Sesuaikan dengan hubungan Sesuaikan ekspektasi dengan taraf hubungan yang sedang dijalani. Jangan berekspektasi tinggi pada hubungan yang masih seumur jagung.
Misalnya, bila belum pernah bertemu langsung, hindari membuat ekspektasi tinggi seperti menjalin hubungan yang serius atau bahkan menikah.
2. Bertemu tatap muka Untuk mengetahui kecocokan, pastikan agenda bertemu dengan orang tersebut. Pertemuan tatap muka penting untuk menentukan arah hubungan ke depan. Hubungan yang baik tentunya tak akan selamanya berlangsung di dunia maya.
"Pertemuan langsung sangat berperan penting dalam menentukan arah kelanjutan hubungan. Apakah dia orang yang nyambung diajak ngobrol, apakah sama dengan yang dibayangkan atau tidak," tutur Veronica yang juga merupakan konselor pernikahan di Personal Growth.
3. Periksa informasi Pastikan ekspektasi yang Anda buat sesuai dengan kebenaran informasi yang diberikan. Selalu periksa keakuratan informasi mengenai calon pasangan di kencan daring.
Jika informasi masih belum cukup, cari tahu dan kenali lebih lanjut calon pujaan hati.
4. Komunikasikan ekspektasi Komunikasikan ekspektasi yang Anda buat dengan calon pasangan. Komunikasi berfungsi untuk mendapatkan respons atau umpan balik dari pasangan.
"Bila ternyata ekspektasi yang dibuat terlalu tinggi, Anda dapat segera mengetahuinya dan segera menyesuaikan," ucap Veronica.
Tulisan ini merupakan bagian dari fokus 'Jodoh Tinggal Swipe'.[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)