Alasan Anda Jatuh Cinta pada Sosok Seperti Mantan Kekasih

CNN Indonesia
Rabu, 13 Nov 2019 13:38 WIB
Studi menemukan, saat mencari pasangan, seseorang cenderung jatuh hati pada seseorang yang mirip dengan mantan kekasih.
Ilustrasi. Studi menemukan, saat mencari pasangan, seseorang cenderung jatuh hati pada seseorang yang mirip dengan mantan kekasih. (Tord Sollie)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah Anda mengencani seseorang yang mirip dengan mantan kekasih? Bukan sekadar kebetulan, kecenderungan manusia untuk jatuh hati pada individu dengan tipe yang sama berulang kali telah 'diakui' oleh para ilmuwan.

Mengutip Times of India, sebuah studi yang diterbitkan oleh Proceedings of National Academy of Science menunjukkan bahwa saat mencari pasangan, seseorang memiliki tipe yang diinginkan. Dan, sebagian besar orang mencari pasangan dengan tipe orang yang sama berulang kali.

Tengok saja setiap perpisahan dalam sebuah hubungan. Banyak orang mengaitkan perpisahan dengan karakter pasangan yang mirip dengan mantan kekasih sebelumnya. Dengan alasan itu, seseorang biasanya akan disarankan untuk mengencani individu dengan tipe yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun, penelitian kami menunjukkan adanya kecenderungan yang kuat bagi seseorang untuk tetap berkencan dengan orang yang memiliki kepribadian sama [dengan mantan kekasih]," ujar penulis utama studi dari Departemen Psikologi University of Toronto, Yoobin Park.

Penelitian ini membandingkan kepribadian pasangan saat ini dengan mantan kekasih dari 332 orang responden.

Responden diminta untuk menilai kepribadian mereka sendiri berdasarkan teori Big Five Personality yaitu kemudahan bersepakat, sifat berhati-hati, ekstraversi, neurotisme, dan keterbukaan terhadap hal baru.

Data yang dikumpulkan menunjukkan bahwa kepribadian dari pasangan saat ini secara tidak langsung menggambarkan kepribadian mantan kekasih.

"Tingkat konsistensi dari satu hubungan ke hubungan lainnya menunjukkan bahwa seseorang memiliki tipe yang 'saklek'," ujar peneliti lainnya, Geoff MacDonald.

[Gambas:Video CNN] (aul/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER