Labirin Pertemuan Jiwa dan Media Sosial di Humanize Us

CNN Indonesia
Jumat, 22 Nov 2019 13:27 WIB
Pameran eksperimen sosial 'Humanize Us' mengeksplorasi kaitan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental.
Pameran eksperimen sosial 'Humanize Us' mengeksplorasi kaitan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental. (CNN Indonesia/ Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Di zaman kiwari, media sosial menjadi salah satu bagian besar dalam kehidupan banyak orang. Berkat media sosial, kita bisa saling terhubung satu sama lain dengan lebih mudah.

Namun, celakanya media sosial tak ubahnya dua sisi mata pisau. Memudahkan tapi juga mengancam. Penggunaan media sosial yang kurang bijaksana dapat berdampak buruk bagi pengguna, termasuk di antaranya mengancam kesehatan mental.

Hal ini pula yang diangkat oleh kolaborasi label Monstore dan studio seni Maika dalam pameran eksperimen sosial bertajuk Humanize Us yang digelar pada 22 November-25 Desember 2019 di Plaza Indonesia, Jakarta. Melalui pameran, keduanya mengeksplorasi kait kelindan antara media sosial dan kesehatan mental di masa kini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kesehatan mental masih dilihat sebagai masalah yang samar-samar," ujar salah satu pendiri Monstore, Agatha Carolina, saat pembukaan pameran, Kamis (21/11).

Humanize Us melihat relasi pasti antara kesehatan mental dengan gaya penggunaan media sosial di zaman kiwari. Media sosial dianggap sebagai salah satu 'biang kerok' timbulnya masalah kesehatan mental.

"Media sosial itu salah satu trigger terhadap kesehatan mental. Secara, kan, media sosial sudah jadi bagian dari hidup kita sekarang," jelas Agatha.

Humanize Us digelar untuk mengingatkan kembali akan pentingnya kesehatan mental bagi setiap orang.

Label Monstore dan studio seni Maika berkolaborasi menggelar pameran eksperimen sosial bertajuk 'Humanize Us'. (CNN Indonesia/ Safir Makki)

Pengunjung akan dibawa menikmati dan menafsirkan pengalaman mereka sendiri dalam era media sosial ini melalui instalasi labirin yang menggambarkan lima pertemuan, yaitu The Origin, The Exaggeration, The Empathy, The Honesty, dan The Society.

Pertemuan pertama, 'The Origin' menggambarkan pertemuan kita dengan dunia sebagai bayi polos yang belum tersentuh dengan apapun, ketika hanya kasih sayang orang tua yang membuat kita bertahan dan tumbuh. Sebagai bayi yang jujur, kita berkomunikasi dengan bahasa emosi dan perasaan tanpa perlu menghiraukan penilaian orang lain.

Pertemuan kedua, 'The Exaggeration' merupakan refleksi diri yang sibuk membentuk citra diri melalui media sosial. "Media sosial menjadi cerminan diri yang kita buat sendiri," ujar Project Manager Humanize Us, Kelsey Kiano, dalam kesempatan serupa.

Citra diri itu dibentuk dari kepingan demi kepingan, untuk kemudian menjadi satu puzzle yang membentuk gambaran diri.

Pada pertemuan ini, pengunjung diajak untuk melihat manusia yang berlomba-lomba mengejar angka 'like' dan 'engagement' demi ambisi membentuk citra diri yang sesuai dengan ekspektasi masyarakat. Pada akhirnya, media sosial menjadi sebuah wahana menunjukkan eksistensi seseorang, tak peduli jujur ataupun tidak.

Saat citra diri terbentuk, masalah selanjutnya yang kudu dihadapi adalah penilaian sosial. Pada fase ini, seseorang tak lagi mengenali diri sendiri, semua hal menjadi kabur karena evolusi sosial yang terus berubah. Ini lah yang digambarkan dalam pertemuan ketiga, 'The Empathy'.

"Di media sosial, kita membuat 'topeng' yang awalnya ingin lepas pasang. Namun, karena terlalu sering, akhirnya kita sulit lepas dari topeng yang kita buat demi menyenangkan orang lain," jelas Kelsey.

Melalui 'Humanize Us', Monstore dan Maika mengeksplorasi kaitan antara penggunaan media sosial dan kesehatan mental. (CNN Indonesia/ Safir Makki)

Pada akhirnya, manusia akan kembali pada esensinya dengan emosi dan perasaan yang jujur di pertemuan keempat, 'The Honesty'. Di ruangan ini, pengunjung diajak merefleksi bahwa kita tak harus selalu berusaha menyenangkan masyarakat dengan citra yang dibuat di media sosial.

Pada pertemuan yang terakhir, 'The Society', pengunjung diajak untuk menempatkan diri sebagai masyarakat. Tanpa sadar, privasi telah menjadi makanan publik.

Selain instalasi labirin, Humanize Us juga menghadirkan rangkaian talkshow tentang kesehatan mental dan media sosial yang dihadiri oleh lebih dari 30 pembicara, seperti Gisella Anastasia, Ben Soebiakto, dan Ayla Dimitri. Pengunjung juga bisa mengikuti sesi yoga, hypnotherapy, dan meditasi bersama Pupu Paula, Affandi Setiawan, dan masih banyak lagi.

[Gambas:Video CNN] (aul/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER