Jakarta, CNN Indonesia -- Pohon Kurma, yang masuk dalam daftar UNESCO terbaru, telah lama memainkan peran penting dalam perkembangan Arab.
Sekarang, pengetahuan, tradisi, dan praktik yang berkaitan dengan Pohon Kurma telah masuk dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda Kemanusiaan yang Tak Berwujud dari UNESCO.
Pohon Kurma yang akarnya menembus jauh ke dalam tanah, memungkinkannya tumbuh di iklim kering, tidak hanya menjadi sumber makanan tetapi juga keuntungan ekonomi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pohon Kurma menjadi nominasi daftar UNESCO yang diajukan oleh 14 negara - Bahrain, Mesir, Irak, Yordania, Kuwait, Mauritania, Maroko, Oman, Oman, Wilayah Palestina, Arab Saudi, Sudan, Tunisia, Uni Emirat Arab dan Yaman.
"Keberadaan Pohon Kurma menjadi pemandu manusia yang bermukim di gurun, karena tumbuhnya pepohonan menandakan adanya irigasi," tulis dokumen tersebut.
Sampai hari ini, piring-piring kurma menghiasi meja di rumah dan perkantoran di negara-negara Arab, di mana simbol Pohon Kurma secara historis menunjukkan kemakmuran.
Suguhan buah yang manis dan kopi hangat menjadi penanda keramahan penduduk Arab.
Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, Kurma mungkin merupakan pohon yang paling tua ditanam di dunia.
Pohon Kurma ditanam sejak 4.000 SM dan digunakan untuk pembangunan kuil dewa bulan di dekat Ur di Irak selatan - wilayah kuno Mesopotamia.
Negara-negara yang mengajukan Pohon Kurma dalam nominasi UNESCO mengakui bahwa pepohonan itu turut membantu pengembangan peradaban mereka.
"Dari penelitian sejarah dan berbagai penggalian barang antik seperti di Mesopotamia, Mesir kuno, dan Teluk Arab,telah membuktikan hal tersebut."
Tanaman kuno ini juga menghadapi beberapa tantangan modern.
Negara-negara Teluk telah berjuang keras untuk memberantas Kumbang Palem Merah, yang awalnya berasal dari Asia dan pertama kali terdeteksi di kawasan itu pada 1980-an.
Kumbang, yang panjangnya hanya beberapa sentimeter, menghasilkan larva yang memakan batang pohon dan lama kelamaan membunuh pohon.
"Di negara-negara Teluk dan Timur Tengah, US$8 juta digelontorkan setiap tahun untuk pembasmian kumbang ini," menurut FAO.
Tak hanya buahnya, seluruh bagian Pohon Kurma juga digunakan untuk menghasilkan berbagai produk, termasuk kerajinan tangan, tikar, tali dan furnitur.
Untuk mempromosikan warisan dan produk-produk Pohon Kurma, beberapa negara mengadakan festival tahunan, seperti Festival Kurma Liwa tahunan di UEA dan Festival Kurma di Al-Qassim di Arab Saudi.
Kedua negara Teluk itu termasuk pengekspor Buah Kurma terbaik, menurut International Trade Center yang berbasis di Jenewa.
[Gambas:Video CNN] (afp/ard)