HARI KANKER SEDUNIA

WHO Prediksi Kasus Kanker Negara Miskin Meningkat 81 Persen

CNN Indonesia
Selasa, 04 Feb 2020 16:54 WIB
WHO memprediksi kenaikan kasus penyakit kanker akan mencapai 81 persen pada 2040 mendatang karena kurangnya perhatian pada pencegahan dan perawatan.
Ilustrasi. WHO memprediksi kenaikan penyakit kanker akan mencapai 81 persen pada 2040 karena kurangnya perhatian pada pencegahan dan perawatan. (Istockphoto/sudok1)
Jakarta, CNN Indonesia -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan penyakit mematikan kanker akan melonjak tajam di negara miskin dan menengah. WHO memprediksi kenaikan penyakit kanker akan mencapai 81 persen pada 2040 karena kurangnya perhatian pada pencegahan dan perawatan.

WHO mengungkapkan prediksi ini dalam laporan mengenai kanker yang baru saja rilis bertepatan dengan peringatan Hari Kanker Sedunia (4/2). Hari Kanker Sedunia diperingati setiap 4 Februari untuk meningkatkan kesadaran masyarakat global terhadap ancaman kanker.

Dalam laporan itu, WHO menyebut negara berpendapatan rendah dan menengah fokus mengatasi penyakit menular dan meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Penyakit kanker tak jadi prioritas di negara miskin dan berkembang, padahal angka kematian karena kanker di negara tersebut juga terbilang tinggi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan ini menemukan, kasus kanker di seluruh dunia dapat meningkat 60 persen pada tahun 2040. Sebanyak 25 persen kasus kanker disebabkan oleh tembakau.

"Ini adalah peringatan bagi kita semua untuk mengatasi ketidaksetaraan penanganan kanker di negara berpendapatan tinggi dan rendah," kata Asisten Direktur Jenderal WHO Ren Minghui, dikutip dari AFP.

Menurut Minghui, pencegahan dan perawatan kanker dapat mengurangi kasus dan angka kematian karena kanker.

"Jika orang memiliki akses ke perawatan primer dan sistem rujukan, maka kanker dapat dideteksi sejak dini, diobati secara efektif dan disembuhkan. Kanker seharusnya tidak menjadi penyakit bagi siapa pun, di mana pun," ucap Minghui.

Menurut laporan WHO, investasi sebesar US$25 miliar atau sekitar Rp343 triliun pada pencegahan dan perawatan kanker di negara miskin dan berkembang dalam satu dekade ke depan dapat menyelamatkan tujuh juta jiwa dari kanker.

Studi WHO menunjukkan, perawatan kanker di negara berpenghasilan tinggi telah menurunkan angka kematian 20 persen pada tahun 2000-2015.

Saat ini kanker menjadi ancaman global. Satu dari lima orang di seluruh dunia akan didiagnosis menderita kanker dalam hidup mereka. Data Union for International Cancer Control (UICC) mencatat, sebanyak 9,7 juta kematian di dunia diakibatkan oleh kanker setiap tahunnya.

Di Indonesia sendiri, data Riskesdas 2018 mencatat peningkatan prevalensi kanker dari 1,3 persen per 1.000 penduduk pada 2013 menjadi 1,8 persen per 1.000 penduduk pada 2018.

[Gambas:Video CNN]

(ptj/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER