Jakarta, CNN Indonesia -- Usia
anak merupakan waktu untuk tumbuh, berkembang, dan belajar. Namun, di usia ini pula, anak-anak kerap mengalami
gangguan belajar yang dapat mengganggu aktivitas dan kehidupan. Terdapat tiga gangguan belajar yang paling sering dialami anak.
Gangguan belajar merupakan masalah neurologis yang memengaruhi proses pembelajaran seperti membaca, menulis, menghitung, dan sebagainya. Dikutip dari
Learning Disabilities Association of America, gangguan belajar juga dapat mengganggu keterampilan pada tingkat yang lebih tinggi, seperti organisasi, perencanaan waktu, dan memori jangka pendek serta jangka panjang.
Gangguan belajar kerap ditemukan di masa-masa sekolah. Gangguan belajar tidak dapat disembuhkan. Namun, langkah-langkah yang tepat dapat membuat anak beradaptasi dan sukses di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terdapat tiga gangguan belajar yang dapat terjadi pada anak. Berikut tiga gangguan belajar yang paling sering dialami anak.
1. Disleksia Disleksia merupakan gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan membaca dan keterampilan memproses bahasa. Tingkat keparahan disleksia berbeda setiap individu.
Gejala dan tanda yang muncul adalah sulit membaca, terdapat pemahaman yang berbeda antara membaca dan mendengar, masalah dalam mengeja, dan sulit menulis.
"Ketidakmampuan belajar yang paling umum adalah disleksia, memengaruhi sekitar 80 hingga 90 persen dari semua ketidakmampuan belajar," kata ahli pembelajaran Jill Lauren, dikutip dari
Healthline.Beberapa langkah yang dapat dilakukan ketika anak mengalami disleksia adalah menyediakan tempat membaca yang tenang, menggunakan buku audio, dan menggunakan buku dengan tulisan yang besar. Ajarkan pula anak untuk menggunakan logika dibandingkan menghafal.
2. Disgrafia Disgrafia merupakan gangguan belajar yang memengaruhi tulisan tangan dan keterampilan motorik halus. Orang dengan disgrafia mengalami kesulitan dalam menulis sehingga tulisan tak terbaca, jarak yang tidak konsisten, pengejaan yang buruk, dan sulit menulis serta berpikir pada saat yang sama.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk menyiasati disgrafia adalah mengedepankan kemampuan berbicara, belajar dengan menggunakan perekam suara, dan memanfaatkan teknologi digital dalam belajar.
3. Dyscalculia Dyscalculia merupakan gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami angka dan mempelajari matematika. Orang dengan dyscalculia memiliki pemahaman yang buruk dengan simbol matematika, sulit menghafal dan mengatur angka, sulit menentukan waktu, dan sulit menghitung.
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk membantu anak dengan dyscalculia adalah menggunakan alat bantu yang menyenangkan, menggunakan diagram dan gambar, serta menggunakan ritme dan musik saat belajar.
[Gambas:Video CNN] (ptj/asr)