Jakarta, CNN Indonesia -- Kepanikan timbul menyusul diumumkannya dua warga negara Indonesia (WNI) positif infeksi
virus corona atau
Covid-19. Banyak orang takut akan penularan virus yang berasal dari Wuhan,
China, tersebut.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan, penularan virus corona bukan melalui udara, melainkan dari
droplet. Nama terakhir merupakan cairan yang keluar dari tubuh orang yang terinfeksi, umumnya saat batuk dan bersin.
Penularan terjadi saat seseorang menyentuh permukaan benda yang terpapar, kemudian tanpa sadar menyentuh mata, hidung, atau mulut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, tak hanya di permukaan benda mati,
droplet bisa menyebar ke mana-mana, termasuk ke permukaan tangan si penderita. Hal ini membuat penularan juga bisa terjadi saat berjabat tangan. Apalagi beberapa orang terbiasa menutup mulut dan hidung dengan tangan saat batuk atau bersin.
National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin of Medicine mempublikasikan alternatif lain untuk memberikan salam selain jabat tangan.
Lewat komik mini, ada beberapa alternatif memberikan salam yang bisa Anda coba. Beberapa salam alternatif itu di antaranya melambaikan tangan, mengatupkan kedua tangan di dada atau depan bibir seperti salam orang Thailand, atau bersentuhan siku.
"Dengan menghindari jabat tangan, Anda bisa menekan risiko infeksi. Jadi, adopsi alternatif cara memberikan salam ini," ujar ahli penyakit infeksi, Dale Fisher, yang juga merupakan Direktur Global Outbreak Alert and Response Network WHO, melansir
NBC News.Bukan cuma di Singapura, alternatif memberikan salam juga disarankan di beberapa negara lain. Pemerintah Prancis merekomendasikan warga agar tidak memberikan salam dengan berciuman.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran menyarankan warganya untuk tidak lagi melakukan '
la bise'. Nama terakhir merupakan salam ala orang Prancis dan beberapa negara di Eropa dengan berciuman bibir atau kecupan di pipi. Sebelumnya, Veran juga merekomendasikan warga Prancis untuk menghindari jabat tangan demi menekan penyebaran virus.
Sementara sebagai otoritas kesehatan dunia, WHO menyarankan masyarakat untuk melakukan '
social distancing' atau jarak sosial.
Social distancing sendiri merujuk pada istilah yang diterapkan sebagai tindakan pengendalian infeksi yang diambil oleh otoritas kesehatan untuk menekan risiko kontak antara masyarakat dengan orang-orang yang terinfeksi.
Social distancing umumnya dilakukan dengan penutupan sekolah, penghentian aktivitas kerja di luar layanan penting, isolasi, pembatalan izin keramaian, pembatasan transportasi umum, hingga penutupan fasilitas rekreasi.
Selain itu, WHO juga menyarankan masyarakat untuk menjaga jarak setidaknya 1 meter dari siapa pun yang diketahui mengalami gejala batuk dan bersin. Jarak yang terlalu dekat memungkinkan Anda menghirup cairan yang mengandung virus.
[Gambas:Video CNN] (els/asr)