Jakarta, CNN Indonesia --
Virus corona menjadi
headline di mana-mana. Dunia seolah dibombardir oleh huru-hara virus corona yang diam-diam menciptakan
kecemasan di hampir setiap sudut kota.
Ya, faktanya membaca berita memang dapat menimbulkan stres tersendiri. Ketika berita sangat mengkhawatirkan, beberapa orang mengalami peningkatan rasa cemas yang sulit diatasi.
Sejumlah psikolog dan terapis bahkan telah menggambarkan kecemasan yang muncul akibat berita ini sebagai fenomena tersendiri. Psikolog Steven Stosny, misalnya, yang pernah menggambarkan kliennya yang merasa tak berdaya akibat paparan berita yang memicu kekhawatiran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Banyak yang secara pribadi merasa tidak dihargai, ditolak, tidak terlihat, tidak didengar, dan tidak aman. Mereka melaporkan firasat dan ketakutan akan masa depan," tulis Stosny, mengutip
The Washington Post.Sebuah survei yang dilakukan oleh American Psychological Association (APA) menemukan tingkat stres rata-rata orang Amerika Serikat pada kurun waktu Agustus 2016-Januari 2017 meningkat dari 4,8 menjadi 5,1.
Laporan APA tahun 2019 tentang tingkat stres orang AS tak menemukan banyak perbedaan urusan angka. Hanya saja, sebagian besar responden mengaku merasa jauh lebih cemas tentang topik tertentu yang hadir dalam sejumlah media massa.
Penulis bahkan melaporkan, sebanyak 54 persen mengaku tetap ingin mendapatkan informasi teranyar meski hal tersebut menimbulkan stres. Orang berusia 30-an menjadi kelompok yang paling banyak mengalami kondisi ini.
Berikut beberapa tips untuk meredakan kecemasan akibat berita, mengutip
Medical News Today.1. Beristirahatlah dari beritaBeristirahat dari berita untuk sementara waktu menjadi pendekatan terbaik yang dapat dilakukan. Bagi sebagian orang, kondisi ini dapat menghalangi produktivitas sehari-hari.
Alihkan aktivitas membaca berita menjadi kegiatan lain. Cara ini tak cuma mengalihkan pikiran Anda, tapi juga membantu mengatur emosi dan membuat koneksi positif.
Atau, Anda juga disarankan untuk membaca buku, berolahraga, mendengarkan musik, dan berlatih meditasi sebagaimana yang ditemukan dalam banyak penelitian.
2. Fokus pada yang bisa Anda lakukan dan pecahkanAlih-alih meninggalkan berita begitu saja, Anda bisa fokus untuk menyelesaikan masalah yang menimbulkan rasa cemas.
Setiap orang dapat melakukan sesuatu dengan berkontribusi pada perubahan positif dalam komunitas, keluarga, atau bahkan diri sendiri.
Misalnya, saat Anda cemas membaca berita tentang wabah virus corona, Anda bisa memulai hidup bersih dan menjaga daya tahan tubuh tetap kuat.
3. Cari berita positifSaat rentetan berita buruk menyerang, Anda perlu menemukan berita positif. Hal ini dapat membantu mengatasi kecemasan Anda.
Para peneliti berpendapat bahwa masyarakat membutuhkan jurnalisme yang lebih konstruktif. Peneliti menggambarkan istilah tersebut sebagai sebuah laporan yang berfokus pada solusi untuk masalah yang tengah berlangsung atau menyajikan topik dari sisi lain.
"Jurnalisme konstruktif berupaya untuk mengimbangi penggambaran yang 'miring' tentang dunia yang dihasilkan oleh banyak berita," tulis para peneliti.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)