Muncul Prilaku Ekstrem Pakai Hazmat di Area Publik

CNN Indonesia
Sabtu, 28 Mar 2020 19:26 WIB
Selain memproteksi diri dari virus corona dengan rajin mencuci tangan, beberapa orang melakukan hal ekstrem seperti mengenakan setelan hazmat ala tenaga medis.
Ilustrasi. Selain memproteksi diri dari virus corona dengan rajin mencuci tangan, beberapa orang melakukan hal ekstrem seperti mengenakan setelan hazmat ala tenaga medis. (CNNIndonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Proteksi diri terhadap virus corona penyebab Covid-19 bermacam-macam bentuknya. Selain usaha dengan memperkuat daya tahan tubuh dan menjaga kebersihan, beberapa orang melakukan hal-hal ekstrem seperti penggunaan masker radioaktif hingga pemakaian setelan hazmat yang biasa digunakan tenaga medis.

Tengok saja aksi seorang pengunjung mal di DI Yogyakarta yang diunggah di akun Instagram @purnawansenoaji_dr. Pria itu terlihat mengenakan setelan hazmat saat berbelanja.

[Gambas:Instagram]

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya di Indonesia, hal yang sama juga terjadi di sejumlah negara lainnya seperti Amerika Serikat, Australia, dan Selandia Baru sebagaimana yang dilaporkan New Zealand Herald. Beberapa orang tertangkap mengenakan setelan hazmat di area publik.

Supermodel Naomi Campbell juga ikut menjadi bagian dari mereka yang mengenakan setelan hazmat. Sekitar dua pekan lalu, dia mengunggah fotonya memakai setelan hazmat di bandara internasional Los Angeles, AS.

Campbell memang dikenal sangat berhati-hati saat terbang dengan pesawat. "Saya tidak peduli apa yang orang pikirkan tentang saya. Ini kesehatan saya dan itu membuat saya merasa lebih baik," kata dia.

[Gambas:Instagram]

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2018 mengatur tentang penggunaan alat pelindung diri (APD). Coverall disebut sebagai alat yang berfungsi untuk melindungi seluruh tubuh dari penularan melalui percikan darah ataupun cairan tubuh yang sangat infeksius. Penyediaan APD ini diutamakan pada fasyankes yang melakukan pelayanan dengan kasus karantina atau fasyankes dengan pandemi, termasuk pandemi Covid-19.

Sementara penggunaan coverall atau setelan hazmat oleh orang awam yang tidak dianjurkan oleh ahli.

"Ada banyak strategi jarak jauh yang masuk akal yang bisa digunakan untuk mengurangi kontak dan risiko penularan," kata Ashwin Vasan, seorang profesor di Columbia University Medical Center, mengutip Futurism. "[Memakai setelan hazmat] tidak termasuk."

Tara Smith, seorang profesor epidemiologi di Kent State University mengaku ragu pada penggunaan hazmat oleh orang awam. "Saya sangat skeptis bahwa orang tahu cara menggunakannya [hazmat] dengan benar," kata Smith. Tanpa pelatihan dan pemasangan yang tepat, lanjut dia, seseorang akan kesulitan menggunakannya.

Selain itu, Smith juga mengomentari penggunaan sarung tangan. Sarung tangan, kata dia, dapat melindungi tubuh dari risiko penularan jika Anda melepasnya dengan cara yang benar. Salah cara melepaskan akan membuat tangan terkontaminasi virus.

Ahli epidemiologi dari John Hopkins Bloomberg, Priya Duggal menilai bahwa aksi mengenakan hazmat hanya dilakukan orang-orang untuk mencari perhatian.

"Mengenakan pakaian hazmat berpotensi menciptakan rasa aman yang salah bagi masyarakat sekaligus meningkatkan kecemasan orang-orang di sekitar mereka," kata Duggal.

[Gambas:Video CNN]

(fdi/asr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER