Angka Kematian Corona Kecil Tapi Lebih Mematikan dari Flu

CNN Indonesia
Selasa, 31 Mar 2020 18:05 WIB
Menurut penelitian terbaru risiko kematian akibat corona sedikit lebih rendah daripada yang sebelumnya, namun tetap lebih mematikan dibanding flu.
Ilustrasi: Menurut penelitian terbaru risiko kematian akibat corona sedikit lebih rendah daripada sebelumnya, namun tetap lebih mematikan dibanding flu. (AP/Emilio Morenatti)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penelitian terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal medis The Lancet Infectious Diseases mengungkapkan bahwa angka kematian akibat virus corona jauh lebih rendah daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hanya saja, penyakit ini masih lebih mematikan dibanding flu. 

Penelitian mencatat bahwa sekitar 0,66 persen yang terinfeksi akan meninggal dunia. Sedangkan yang meninggal karena flu lebih rendah 0,1 persen.

Mengutip CNN, ketika infeksi yang tak terdeteksi diperhitungkan maka tingkat kematian akibat virus corona adalah 1,38 persen.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Pada awal Maret, Anthony Fauci, direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, mengatakan bahwa jika dilakukan perhitungan matematika, maka angkanya sekitar 2 persen. Namun dia menekankan bahwa jumlahnya bisa turun.

Hanya saja dalam perhitungan dua persen tersebut, tingkat kematian biasanya hanya mempertimbangkan kasus coronavirus yang dilaporkan, yang cenderung lebih parah, dan menjadi perhatian petugas kesehatan. Kasus tanpa gejala - atau kasus ringan - mungkin tidak selalu dihitung.

Dalam studi ini, para peneliti mencoba memperkirakan "tingkat kematian akibat infeksi" yang sebenarnya. Dengan kata lain, penghitungan yang melibatkan semua orang yang terinfeksi - bukan hanya mereka yang cukup sakit untuk dites.

Penelitian dilakukan dengan melihat bagaimana infeksi meluas di antara orang-orang yang dipulangkan ke negara asal mereka dalam penerbangan dari Wuhan, Cina. Menurut penelitian tersebut, orang-orang ini menerima tes PCR -

Para peneliti menggabungkan data tentang "prevalensi infeksi" dengan informasi publik tentang kasus dan kematian yang dilaporkan, memperkirakan tingkat kematian secara keseluruhan sekitar dua pertiga dari 1 persen.

Angka itu, meskipun, naik pada orang dewasa yang lebih tua, dengan sekitar 7,8 persen dari mereka yang 80 atau lebih tua diperkirakan meninggal setelah infeksi. Kematian diperkirakan sangat jarang terjadi pada anak-anak di bawah 9, dengan tingkat kematian hanya 0,00161 persen.


Dalam sebuah artikel yang menyertai penelitian, Shigui Ruan, seorang profesor matematika di University of Miami, menekankan bahwa memperkirakan tingkat kematian coronavirus "secara real time selama epidemi adalah sangat menantang."

Tetapi memahami berapa banyak orang yang mati karena virus, katanya, adalah bagian penting dari data yang dapat membantu memandu tanggapan dari pemerintah dan otoritas kesehatan masyarakat.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meminta masyarakat tak perlu panik ataupun khawatir berlebih pada wabah virus corona jenis baru atau SARS CoV-2 hingga menimbun masker dan sembako. Pasalnya, kemungkinan sembuh dari virus corona penyebab Covid-19 ini hampir 97 persen. Tak dimungkiri, risiko kematian akibat infeksi virus corona memang rendah.

(chs)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER