Jakarta, CNN Indonesia -- Marichu duduk sendirian di ruang tamunya yang luas di
Spanyol. Dia tak melamun melainkan terhanyut dalam musik favoritnya yang membuat dia berdansa. Tangannya terangkat ke atas dan melakukan sevillana, tarian mirip flamenco yang biasanya dilakukan berpasangan atau berkelompok. Tapi kali ini dia sendirian.
"Kita harus bersabar, berhati-hati," kata janda berusia 74 tahun ini kepada dirinya sendiri soal pandemi
virus corona yang menyerang Spanyol dan negara lainnya. Negara ini memang mengalami wabah mematikan tertinggi kedua di dunia setelah Italia.
Marichu, yang nama aslinya adalah Maria Zabala merupakan bagian dari kelompok pensiunan yang hidup yang bertemu tiga kali seminggu untuk mengurus penjatahan kota mereka di belakang sebuah gereja di pusat bersejarah Madrid.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tetapi semua itu terhenti ketika pemerintah memerintahkan penguncian yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 14 Maret untuk mengekang pandemi yang telah merenggut lebih dari 9.000 nyawa dan menginfeksi lebih dari 100.000 orang itu.
"Kita bisa melewati ini semua," kata nenek 12 cucu ini dikutip dari AFP.
Dia tak menyerah, dia tetap menari. Irama gitar yang bersemangat dan irama alat musik staccato memenuhi apartemennya saat dia mengikuti gerakan koreografi tarian rakyat Spanyol yang paling populer.
Ketika dia tidak menari, dia dapat ditemukan memotong karton susu tua, mengisinya dengan tanah dan menanam tomat dan biji mentimun.
"Ketika sudah tenang, kita pasti akan berkumpul untuk minum bir," kata Marichu.
"Kita akan duduk di bawah sinar matahari dan berbicara tentang semua yang telah kita lakukan dan membuat banyak rencana - yang membuat kita semua merasa hidup."
(chs)