Jakarta, CNN Indonesia -- Selama bulan
Ramadan 2020, CNNIndonesia.com menghadirkan tanya jawab seputar Islam. Kali ini,
tanya jawab seputar Islam bicara soal inklusivitas agama
Islam.TanyaBagaimana menjelaskan Islam sebagai agama inklusif?
JawabNarasumber: Wakil Ketua Lembaga Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPT NU), Dr. Phil. Syafiq Hasyim, MA
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ass. Wr. Wb.
Agama Islam diturunkan melalui Rasulullah SAW yang mengajarkan Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam. Yang dimaksud dengan rahmat bagi seluruh alam adalah Islam yang memberikan kemanfaatan, cinta dan kasih sayang, serta panduan bagi para penganutnya untuk menjalin silaturahmi antar-sesama manusia terlepas dari latar belakang agama masing-masing.
Atas dasar ini lah, sesungguhnya kita bisa mengatakan bahwa Islam merupakan agama yang terbuka atau sering disebut sebagai agama yang inklusif. Agama yang bisa memahami, menerima, dan menghormati perbedaan di antara sesama umat manusia.
Karena itu, kita harus mensyukuri bahwa inklusivitas Islam pada dasarnya adalah sesuatu yang sangat berguna bagi penganut Islam itu sendiri.
Namun, akhir-akhir ini ada kecenderungan untuk membawa agama Islam sebagai agama yang tertutup atau eksklusif. Membawa Islam sebagai agama yang eksklusif itu pada dasarnya memberikan pagar-pagar dan batasan terhadap penganutnya yang akan menyebabkan umat Islam terisolasi dan terpisah dari umat manusia yang lain.
Yang dimaksud dengan inklusivitas dalam Islam adalah keterbukaan yang tidak mengorbankan ajaran pokok dan keyakinan dalam agama Islam.
Inklusivitas bisa beroperasi pada ranah sosial, politik, dan kebudayaan. Sementara ranah keyakinan dan teologis tetap meyakini Islam sebagai keyakinan yang benar menurut para pemeluknya. Namun demikian, kita harus tetap menghormati mereka yang berbeda agama.
Itu lah yang dimaksud dengan Islam sebagai agama inklusif.
Wass. Wr. Wb.
[Gambas:Video CNN] (asr/asr)
[Gambas:Video CNN]