Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah gejala misterius yang memengaruhi anak-anak dan bisa dikaitkan dengan
virus corona membuat pejabat New York khawatir dan mencari jawaban ketika infeksi meningkat.
Pada Sabtu (9/5), Gubernur New York Andrew Cuomo melaporkan kematian tiga orang anak akibat inflamasi di New York, AS. Dokter yang merawat puluhan anak di rumah sakit menyebutnya sebagai
pediatric multisystem inflammatory syndrome (sindrom inflamasi multisistem pediatrik). Otoritas kesehatan setempat pun meyakini kasus ini berhubungan dengan virus corona.
Komisioner Kesehatan New York dan pediatrik kardiologis Howard Zucker meminta orang tua untuk memperhatikan beberapa gejala yang dikaitkan dengan virus corona ini pada anak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika anak mengalami mual, muntah, diare, pucat, warna wajah berubah, warna bibir, dan jari-jari berubah, nyeri dada, maka orang tua harus memanggil dokter," ucapnya dikutip dari
ABC7 NY. Anak-anak dinyatakan positif COVID-19 atau antibodi tetapi tidak menunjukkan gejala umum virus ketika mereka dirawat di rumah sakit.
COVID-19 biasanya menyebabkan penyakit pernafasan pada pasien positif sementara sindrom ini muncul sebagai peradangan pembuluh darah, dan kadang-kadang peradangan jantung.
Gejala sindrom misterius ini, kata Cuomo, tidak merujuk pada virus corona malah mirip dengan penyakit Kawasaki dan
toxic shock syndrome.Penyakit Kawasaki mengakibatkan inflamasi atau peradangan pada dinding arteri dan bisa membatasi aliran darah ke jantung. Tubuh pun demam selama lebih dari 5 hari, jaringan leher bengkak, bibir pecah, kaki dan tangan bengkak juga kemerahan pada mata.
Penyakit ini umumnya menyerang anak-anak di bawah usia 5 tahun.
Sedangkan
toxic shock syndrome timbul akibat racun dari jenis bakteri
Staphylococcus. Gejalanya termasuk demam, syok dan masalah pada sejumlah organ tubuh.
Dokter spesialis anak Glenn Budnick berkata perbedaan gejala bisa dikaitkan dengan sindrom multisistem pediatrik yang merupakan fase kedua dari Covid-19.
"Sistem kekebalan tubuh Anda bereaksi berlebihan terhadap virus, dan karena ini adalah penyakit radang, reaksi berlebihan dapat mengakibatkan penyakit seperti Kawasaki," jelasnya dikutip dari
CNN.
Sementara itu, saat ini departemen kesehatan New York sedang mempelajari sebanyak 85 kasus pada anak. Kebanyakan dari mereka terbukti positif saat tes antibodi. Selain di New York, kasus serupa juga dilaporkan muncul di Seattle. Seorang remaja harus dibawa di unit perawatan intensif karena mengalami gejala syok.
"Ini situasi yang sedang berkembang, tetapi ini adalah situasi yang serius," kata Cuomo.
Dia berkata departemen kesehatan New York berkomunikasi dengan CDC dan pejabat federal terkait kasus. CDC meminta negara untuk mengembangkan kriteria nasional sehingga profesional kesehatan tahu apa yang harus dicari.
Demi memahami situasi lebih baik, ada kerjasama dengan New York Genome Center and Rockefeller University untuk studi sekuensing genom dan RNA. Awalnya risiko potensial pada anak-anak tidak begitu diperhatikan tetapi kemudian timbul kecemasan.
"Kami bekerja di bawah kesan bahwa orang muda tidak terpengaruh oleh Covid-19. Kami tak begitu yakin bahwa itulah faktanya lagi," imbuhnya.
(els/chs)
[Gambas:Video CNN]