Kasus Tinggi, IDAI Sebut Penangan Corona pada Anak Terlambat

CNN Indonesia
Minggu, 24 Mei 2020 15:35 WIB
Petugas medis menyiapkan fasilitas baru untuk pasien anak yang terinfeksi virus corona (COVID-19) di RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (30/4/2020). Kapasitas ruangan untuk penanganan pasien corona RS tersebut bertambah dari sebelumnya dilakukan di tiga lantai Gedung Kiara (lantai 1, 2, dan 6) menjadi empat lantai dengan tambahan di lantai 4. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/nz
Ilustrasi penanganan kasus corona. (ANTARA/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Aman Bhakti Pulungan mengatakan penanganan virus corona (Covid-19) pada anak terlambat sehingga menyebabkan angka penularan tergolong tinggi.

"Kami bisa mengatakan ada keterlambatan (penanganan). Jika ada deteksi dini sebanyak mungkin angka PDP dan konfirmasi positif pada anak tidak setinggi ini," ujarnya pada CNNIndonesia.com, Minggu (24/5).

Aman menyebut jumlah anak di Indonesia mencapai 90 juta anak. Namun, tes terkait virus corona terhadap anak masih ratusan ribu. Menurutnya, perlu dilakukan tes terkait virus corona yang masif kepada anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Per tahun rata-rata ada 5 juta kelahiran, sekarang anak di Indonesia 90 juta, tes kita baru berapa? masih ratusan ribu, semestinya tes pada anak-anak ditingkatkan," katanya.

Akan tetapi, Aman mengingatkan tidak mudah melakukan tes dengan metode PCR pada anak, terutama pada proses pengambilan spesimen dahak yang membuat anak tidak nyaman.

Meski demikian, pengujian dengan metode PCR dinilai harus ditingkatkan. Selain itu, penelusuran kontak pada anak mesti lebih masif mengingat mobilitas anak yang tinggi saat bermain di luar rumah.

Menurutnya, tindakan tersebut juga bisa dinilai sebagai upaya mewujudkan wilayah bebas Covid-19, sehingga aktivitas posyandu yang sempat terhenti bisa kembali dimulai.

"Imunisasi harus tetap berjalan, untuk membuka posyandu perlu clearing area, untuk itu tes PCR dan tracing pada anak perlu lebih masif," ujarnya.

Berdasarkan data IDAI, per 18 Mei, kasus anak positif Covid-19 mencapai 584 orang. Kemudian terdapat 3.324 anak dengan status pasien dalam pengawasan (PDP).

Dari jumlah itu, 14 anak positif virus corona dan 129 anak PDP meninggal dunia.

Sementara, merujuk data dari laman resmi Gugus Tugas Covid-19, sampai kemarin, Sabtu (23/5), jumlah kasus positif pada kelompok usia 0-5 tahun sebanyak 435 orang. Sementara kasus positif pada kelompok usia 6-17 sebanyak 1.196 orang. (mel/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER