Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo pada 3 Juli 2020 lalu mengklaim kalung dari pohon kayu putih (eucalyptus) efektif membunuh virus corona SARS-CoV-2 (Covid-19). Dalam 15 menit pemakaian, kalung antivirus disebut ampuh membunuh 42 persen virus corona. Bahkan, pemakaian 30 menit dapat membunuh 80 persen virus.
Syahrul menerangkan kalung buatan Kementan tersebut telah melewati hasil laboratorium di Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) dan teruji ampuh membunuh virus dalam 15-30 menit pemakaian.
"Antivirus corona hasil Balitbangtan eucalyptus pohon kayu putih, dari 700 jenis satu yang bisa mematikan virus corona. Hasil lab ini mengusir virus, kami yakin, bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak," kata dia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Serangan Mematikan dari Parasit Pemakan Otak |
Lalu, seperti apa sebenarnya kandungan pohon kayu putih?
Eucalyptus merupakan genus asli dari Australia, Tasmania, dan pulau-pulau terdekat serta berasal dari keluarga Myrtaceae. Genus ini memiliki sekitar 900 spesies dan subspesies.
Pohon eucalyptus tumbuh dengan cepat dan tinggi pohonnya bisa mencapai 90 meter dan berdiameter 7,5 meter, seperti dilansir Britannica.
Eucalyptus memiliki banyak varian di antaranya, E. lehmani, E. leucoxylon, E. astrengens, E. cinerea, E. maideni, E. sideroxylon, dan E. bicostata.
Biasanya, Eucalyptus dibudidayakan untuk produk obat-obatan, salah satunya minyak atsiri.
Nilai minyak kayu putih untuk keperluan pengobatan sebagian besar didasarkan pada kandungan minyak 1,8-cineole (eucalyptol), seperti dilansir U.S. National Library of Medicine National Institutes of Health.
Konstituen utama minyak tak hanya terdiri dari 1,8-cineola (83,59 persen), tetapi ada juga senyawa a-pinene 1,27 atau kandungannya sekitar 26,35 persen.
Ekstrak air panas daun kering Eucalyptus citriodora secara tradisional digunakan sebagai obat analgesik, anti inflamasi, dan antipiretik untuk gejala infeksi pernapasan seperti flu dan sinus.
Diameter zona hambat minyak esensial dari spesies Eucalyptus bervariasi dari 10 hingga 29 mm. Zona penghambatan terbesar diperoleh dari E. astrengens dan yang terendah E. cinerea.
Lalu berdasarkan dari hasil penelitian, minyak esensial dari varian E. maideni, E. astrengens, E. cinerea, dan E. bicostata menunjukkan aktivitas anti bakteri tertinggi terhadap bakteri Listeria ivanovii dan Bacillus cereus.
Seperti dilansir AgriFutures, spesies utama yang ditanam di seluruh dunia untuk produksi komersial minyak kayu putih adalah Eucalpytus globulus, umumnya dikenal sebagai gum biru.
(din/sfr)