Kehamilan mendatangkan kebahagiaan buat pasangan apalagi yang sudah lama menantikan momongan. Namun di sisi lain, ada rasa enggan untuk kembali berhubungan intim.
Ibu hamil kerap cepat lelah, mual dan rasa tidak nyaman akan sejumlah perubahan pada tubuhnya. Berkaitan dengan seks, kehamilan bakal mendatangkan sensitivitas luar biasa pada area-area tertentu.
"Segala sesuatunya jadi lebih sensitif, bibir, vagina, klitoris, dan payudara," kata sex educator, Lou Paget mengutip dari Parents.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya saja, pasangan juga tetap perlu menjaga keintiman satu sama lain. Brett Worly, spesialis kandungan sekaligus ahli disfungsi seksual wanita di The Ohio State University Wexner Medical Center menjelaskan ibu hamil dengan hubungan yang sehat akan membawa pada kebiasaan yang sehat pula.
Berikut tipsnya:
![]() ilustrasi hamil |
Tak bisa dimungkiri, seks saat hamil kerap membuat cemas. Namun tidak perlu berlebihan karena malah bisa merusak 'mood'. Namun juga bukan berarti kehamilan jadi periode untuk memaksakan seks atau membuatnya merasa bersalah karena libidonya tidak sekuat dulu.
"Peningkatan hasrat dan hubungan emosional dapat sangat membantu siapa saja dan kapan saja dan tidak terkecuali kehamilan," kata Worly.
Mulai dengan perlahan misal dengan saling memijat atau aktivitas lain yang bisa meningkatkan kesenangan. Apalagi ibu hamil kerap merasakan pegal pada kaki sehingga pijatan suami tentu membuat ibu senang.
Trimester pertama tampaknya memang bukan waktu yang tepat untuk seks. Menurut Madeleine Castellanos, terapis seks, ibu kurang berhasrat untuk bercinta karena tidak enak badan termasuk mual dan muntah. Namun kondisi ini lebih baik saat masuk trimester kedua. Periode ini musti dimanfaatkan pasangan sebaik mungkin mengingat pada trimester ketiga 'tantangannya' makin besar.
Hambatan untuk hubungan seks kadang lebih dari sekadar hambatan fisik. Castellanos meyakinkan tubuh perempuan dirancang sedemikian rupa sehingga bayi terlindungi dengan baik di dalam rahim.
"Karena leher rahim, penis tidak dapat menyentuh bayi sehingga tidak dapat menyakiti bayi sama sekali. Aktivitas seksual tidak lebih berbahaya atau mengganggu janin daripada perempuan yang mengendarai mobil di atas lubang atau polisi tidur," imbuhnya.
Dia pun menyarankan agar pasangan lebih fokus pada apa yang paling erotis bagi mereka. Ini bisa membangkitkan gairah daripada terus merasa cemas.
Sisihkan distraksi berupa gawai atau perangkat apapun yang bisa merusak suasana. Bagaimana pun keintiman fisik terbangun berkat keintiman emosional. "Pasangan secara optimal akan menghabiskan 30-60 menit per hari untuk kembali terkoneksi tanpa gangguan, screen-free zone," kata Worly.
Berpikir soal seks meski tidak sedang bercinta bakal membuat Anda dan pasangan bakal berada di 'jalur' yang tepat saat melakukannya.
"Sangat penting pasangan menciptakan ruang untuk sesuatu bernuansa erotis dalam kehidupan mereka serta pikiran positif soal seks," kata Castellanos.
Sebaiknya Anda selalu siap sedia dengan pelumas (lube). Menurut Castellanos, hormon saat kehamilan bisa membuat vagina kering. "Saat pasangan siap untuk keintiman, penggunaan pelumas akan membuat segala sesuatunya lebih menyenangkan dan erotik," imbuhnya.
Kondisi hamil membuat Anda dan pasangan tidak bisa berhubungan seks eksperimental dan menjajal posisi-posisi seks ekstrem. Namun bukan berarti pilihannya sedikit. Mengutip dari Healthline, ada 7 posisi seks aman buat ibu hamil yakni, doggy style, cowgirl, spooning, reverse cowgirl, berdiri, sambil duduk, dan side-by-side sex.
(els/chs)