Rasa Haru Iringi Tahun Ajaran Baru Sekolah Unggulan CT ARSA

CT ARSA | CNN Indonesia
Selasa, 21 Jul 2020 17:00 WIB
Pandemi membuat tahun ajaran baru di sekolah unggulan CT ARSA Foundation dilangsungkan secara daring.
Alya, seorang siswi sekolah unggulan CT Arsa Foundation. (Dok.CT Arsa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kondisi pandemi mengubah banyak hal, termasuk agenda tahunan pembukaan tahun ajaran baru 2020-2021 bagi siswa di Sekolah Menengah Atas (SMA) Unggulan CT ARSA Foundation di Deli Serdang, Sumatera Utara dan Sukoharjo, Jawa Tengah.

Tawa semangat dan saling salam sapa yang biasanya menyertai acara penyambutan siswa baru di sekolah, kini harus dilakukan dengan cara online melalui gawai masing-masing.

Tahun ini, lebih dari 2.000 siswa mendaftar masuk SMA Unggulan CT ARSA Foundation Deli Serdang dan Sukoharjo. Persaingan yang cukup berat untuk masuk ke sekolah berasrama gratis bagi masyarakat tidak mampu namun berprestasi yang dibangun oleh Chairul Tanjung dan istrinya, Anita Ratnasari Tanjung ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kelulusan siswa ditentukan oleh hasil tes akademik, wawancara, dan latar belakang pendaftar sebagai masyarakat tidak mampu. Hingga kini, hampir 100 persen lulusannya lolos masuk universitas ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, serta Institut Teknologi Bandung ini, tidak hanya mengutamakan prestasi akademik, namun juga menanamkan karakter dan budi pekerti luhur.

Acara pembukaan tahun ajaran baru melalui aplikasi zoom ini, dihadiri oleh 300 lebih peserta, termasuk ketua CT ARSA Foundation, Anita Ratnasari Tanjung. Suasana khidmat dimulai sejak menyanyikan lagu Indonesia Raya dan berlanjut melantunkan hymne CT ARSA Foundation.

Tak sedikit yang memasang wajah haru dan sedih. Maklum saja, hampir lima bulan mereka tidak bertemu dan ini adalah cara mereka melepas rindu.

Kumpulan peserta pembukaan tahun ajaran baru 2020-2021 dan prosesi wisuda tahun 2019 sebelum pandemi.Ilustrasi. (Dok. CT Arsa)

Acara yang berlangsung Kamis lalu ini semakin haru ketika sebuah video ditampilkan. Video dokumentasi dari perwakilan siswa yang berhasil diterima masuk ke SMA Unggulan CT ARSA Foundation.

Video berdurasi kurang lebih lima menit itu, menampilkan dua kisah anak. Pertama, seorang siswi bernama Alya asal Karanganyar. Bercerita tentang kondisi Ibunya yang menderita tumor otak dan sudah dua kali operasi.

Tak hanya itu, kondisi prihatin keluarga ditambah dengan ayahnya yang kehilangan pekerjaan karena pandemi. Suaranya tertahan, ketika harus bercerita kondisi menyedihkan lainnya. Adiknya menderita kebocoran jantung.

Musibah yang diterima ikhlas keluarga, kini Alya dapatkan hadiahnya. Alya tak henti mengucap syukur akhirnya diterima di SMA Unggulan CT ARSA Foundation. Di sekolah gratis dan berkualitas inilah, ia bertekad mengejar cita-citanya hingga bisa membahagiakan dan mengubah nasib keluarga.

Achmad Roy bersama adiknya di pusara IbundanyaAchmad Roy bersama adiknya di pusara Ibunda. (Dok. CT Arsa)

Kisah haru berikutnya datang dari siswa asal Kartasura, bernama Acmad Roy. Ditinggal ayahnya entah kemana dan tanpa alasan, ia harus membantu kehidupan Ibu dan adiknya.

Kesedihannya menyusul ketika Ibunya meninggal di tahun 2018. Kini, Roy hanya tinggal bersama adiknya. Dengan air mata mengalir yang disekanya berkali-kali, Roy merasa beruntung bisa masuk SMA Unggulan CT ARSA Foundation. Ia merasa sangat terbantu dengan biaya pendidikan gratis di sekolah ini. Kini, mimpi Roy untuk sukses sudah di depan mata.

Dua kisah ini adalah sebagian kecil dari ribuan siswa SMA Unggulan CT ARSA Foundation. Perjuangan hidup tanpa keluarga, tinggal sebatang kara, membantu perekonomian keluarga yang sangat memprihatinkan, adalah kisah nyata yang mereka alami.

Kisah haru juga diceritakan beberapa siswa lain secara langsung dalam acara virtual tersebut. Siswa dan orang tua memberikan penyataan syukur dan terimakasih. Diterima di sekolah ini adalah bantuan yang meringankan beban mereka. Selepas pemutaran video dan testimoni perwakilan siswa, tampak para peserta menyeka air mata dan menahan rasa haru.

[Gambas:Video CNN]

Dalam acara ini juga, masing-masing kepala sekolah memberikan laporan terkait kegiatan. Mengikuti kebijakan pemerintah selama pandemi, SMA Unggulan CT ARSA Foundation melakukan adaptasi terhadap kebiasaan baru dalam proses belajar mengajar.

Kegiatan belajar mengajar dilakukan secara online. Daerah asal para siswa yang beragam dan terkendala signal serta perangkat yang kurang mendukung, menjadi sekian rintangan yang harus dihadapi.

Namun, berkat kerjasama dan semangat para kepala sekolah, guru, serta siswa-siswi, kegiatan belajar mengajar tetap berjalan lancar. Bekerja sama dengan perangkat desa dan wilayah setempat, membelikan kuota bagi para siswa-siswi, hingga memfasilitasi dengan perangkat yang memadai, menjadi solusi belajar di tengah kondisi ini.

Pembukaan tahun ajaran baru 2020-2021 secara resmi dibuka oleh Ketua CT ARSA Foundation, Anita Ratnasari Tanjung. Dalam sambutannya, Anita Tanjung menekankan pentingnya pendidikan dalam kemajuan bangsa. Kondisi pandemi, bukanlah halangan untuk menjadi generasi yang unggul.

"Apapun alasannya, pendidikan tidak boleh berhenti. Pendidikan adalah mesin penggerak dan pencetak generasi bangsa yang berkualitas. Untuk para guru, diharapkan untuk mendidik siswa dengan beradaptasi dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Era digitalisasi saat ini harus kita hadapi agar bisa membentuk anak didik yang unggul dan berkualitas," ucapnya.

Tak lupa, Ia memberikan selamat dan pesan pada siswa yang lulus sekolah dan lulus tes masuk.

"Selamat untuk anak-anakku tersayang. Pesan bunda, kalian harus bersyukur karena kalian adalah anak-anak terpilih untuk masuk ke sekolah ini, dari ribuan anak-anak yang ingin bersekolah disini. Jangan sia-siakan waktu. Berjuanglah keras, belajar giat, raih prestasi setinggi-tingginya, pantang menyerah, terus berinovasi, serta harus memiliki karakter dan kepribadian yang baik," ucap Anita Tanjung penuh semangat.

CT ARSA Foundation dengan misi besar memberikan pendidikan berkualitas bagi anak bangsa, tidak berhenti berjuang disini.

Sekolah dibangun hingga ke pelosok negeri. Harapannya, dengan kondisi saat ini, pemerintah lebih memperhatikan kesiapan infrastruktur dan perangkat memadai, hingga anak-anak di pedalaman juga bisa belajar dengan sebagaimana mestinya.

Acara yang berlangsung selama satu jam ini, diakhiri oleh foto bersama secara virtual.

(stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER