Para dokter dan pakar kesehatan meyakinkan belum ada bukti yang menunjukkan penularan virus corona ke manusia bisa terjadi melalui makanan. Isu ini kembali mengemuka menyusul laporan otoritas China yang pada pekan lalu menemukan sekumpulan makanan beku yang dinyatakan positif terinfeksi Covid-19.
Meski begitu, hasil tes terhadap orang-orang yang mungkin melakukan kontak langsung dengan sayap ayam beku yang diimpor dari Brazil tersebut, menunjukkan negatif.
Penelusuran dan pelacakan hingga kini terus dilakukan. Sementara ahli kesehatan menduga, tes pada ayam bisa jadi mendeteksi materi genetik dari virus corona yang sudah mati lantas mengakibatkan hasil positif palsu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala Cabang Penanggulangan dan Pencegahan Wabah dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat, Ian Williams menerangkan, hingga kini belum ada bukti dan temuan yang menyokong virus corona penyebab Covid-19 dapat ditularkan lewat makanan atau jasa antar layanan makanan.
"Ini benar-benar soal pernapasan, dari orang ke orang. Pada titik ini tidak ada bukti yang benar-benar mengarahkan kita pada makanan atau layanan makanan," ucap William yang juga menyelidiki pelbagai penularan penyakit lewat makanan dan air, seperti dikutip CNN.
Virus corona penyebab Covid-19 diketahui sebagian besar menyebar melalui tetesan pernapasan atau droplet orang yang terinfeksi, saat mereka batuk, bersin atau berbicara dengan jarak dekat.
Karena itu menurut CDC, cara terbaik mencegah penularan antara lain dengan majaga jarak fisik dan sosial, memakai masker, mencuci tangan dan menjaga etika bersin serta batuk.
Pernyataan Williams itu belakangan kembali ditegaskan Badan Pengawas Makanan dan Obat (FDA) Amerika Serikat dan Departemen Pertanian AS.
![]() Trik Makan Sehat Untuk Cegah Corona |
Belum ada bukti kasus orang dapat tertular virus dari makanan atau kemasan makanan. Namun begitu sesuai arahan CDC, orang bisa tertular Covid-19 ketika menyentuh permukaan yang terkontaminasi--termasuk kemasan makanan.
Akan tetapi, risiko penularan itu bisa dikurangi dengan mencuci tangan dan tidak menyentuh wajah serta mematuhi protokol kesehatan lain.
Senada diutarakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bahwa virus tidak mungkin akan bertahan selama pengiriman.
"Orang tidak perlu khawatir akan makanan atau kemasan makanan atau pemrosesan atau proses pengiriman makanan," kata Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, Michael Ryan.
Pada pernyataan sebelumnya WHO juga sudah sempat menjelaskan bahwa mustahil orang akan tertular Covid-19 dari makanan atau kemasan makanan. Mengulangi pernyataan yang lalu, dijelaskan pula bahwa Covid-19 merupakan penyakit pernapasan yang terutama menyebar dari orang ke orang.
![]() INFOGRAFIS AGAR TAK TERTULAR VIRUS CORONA |
Pernyataan serupa diungkapkan Dokter Spesialis Paru yang juga menangani pasien Covid-19 di Indonesia, Erlang Samoedro. Hingga kini memang belum terdapat bukti penularan virus corona melalui makanan.
Namun begitu, ia tetap mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan tangan demi mencegah penularan virus.
"Rajin cuci tangan, karena penularan sebagian besar karena tangan," kata Erlang yang juga Sekretaris Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) kepada CNNIndonesia.com, Jumat (14/8).
Selain itu, kecil kemungkinan virus corona akan ditularkan melalui barang-barang yang diproduksi di tempat lain dan melewati pelbagai proses.
"Meskipun virus corona bisa bertahan di permukaan selama beberapa jam bergantung jenis permukaan, kecil kemungkinan virus akan bertahan di permukaan setelah dipindahkan dan bepergian, dan terpapar ke berbagai permukaan berbeda dengan kondisi dan suhu berbeda," terang WHO.
Seorang Ahli Virus dari Colombia University Angela Rasmussen meyakinkan, jika Anda masih gelisah, ketahuilah bahwa tubuh Anda memiliki garis pertahanan lain. Bahkan jika virus itu masuk ke makanan Anda, asam lambung akan terlebih dulu membunuhnya.
"Ketika Anda makan segala jenis makanan, apakah itu panas atau dingin, makanan itu akan langsung masuk ke perut Anda, di mana ada lingkungan dengan keasaman tinggi, pH rendah, yang akan menonaktifkan virus," jelas dia.
Memang hal itu mungkin saja terjadi, tapi Erlang turut mengingatkan bahwa ada kasus-kasus tertentu yang masih memungkinkan virus itu aktif. "Tergantung, kadang ada orang yang punya sakit maag, kemudian minum obat maag maka keasaman lambung berkurang, virus bisa masuk juga," tutur dia.
Karena itu para ahli dan pemerintah tak henti mengingatkan salah satu kunci pencegahan penularan virus adalah patuh terhadap protokol kesehatan mulai dari menjaga jarak, memakai masker, memastikan kebersihan tangan hingga, menerapkan etika batuk juga bersin.
Sebagaimana penjelasan ahli lain, Erlang menerangkan, virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) utamanya menyerang saluran pernapasan. Namun keberadaannya bisa berkembang ke bagian tubuh lain dan menyebabkan pelbagai reaksi, salah satunya diare. Akan tetapi pada pasien yang sementara ini ia tangani, kecenderungannya lebih banyak menunjukkan gejala sesak napas.
"Port entri-nya tetap saluran napas kemudian penyebaran bisa lewat darah dan di saluran cerna juga ada reseptornya, sehingga bisa timbul gejala diare," sambung dia.