Pandemi Covid-19, Ahli Sarankan Hindari Bicara Keras-keras

CNN Indonesia
Kamis, 10 Sep 2020 21:13 WIB
Ahli menyarankan untuk menghindari bicara keras-keras demi menghambat penyebaran virus corona. Sebab dengan bicara pelan, lebih sedikit pula partikel menyembur.
Ilustrasi: Ahli menyarankan untuk menghindari bicara keras-keras demi menghambat penyebaran virus corona. Sebab dengan bicara pelan, lebih sedikit pula partikel menyembur. (Foto: iStockphoto/SIphotography)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah ahli percaya bahwa penularan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) dapat ditekan jika Anda minim ngobrol atau menghindari bicara keras-keras saat di ruang publik.

Diam itu emas atau 'say it, don't spray it', barangkali jadi ungkapan yang pas di tengah pandemi Covid-19. Virus corona diketahui menular melalui partikel liur atau droplet saat bersin, batuk, atau bicara.

Beberapa partikel ukuran besar memang cukup berat untuk jatuh di permukaan terdekat. Tapi ada pula partikel lebih kecil atau aerosol yang menyembur dari mulut dan berlama-lama di udara dan, berpotensi membawa virus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karena itu dokter dan ahli kesehatan hingga otoritas kesehatan berbagai negara menekankan pentingnya penggunaan masker, ventilasi dan sirkulasi udara yang baik.

Namun begitu, sekarang pula waktunya untuk bicara tentang pentingnya untuk diam di tengah pandemi ini. Maksudnya di sini adalah, mengurangi ngobrol atau bicara keras-keras dengan orang lain.

"Setiap jalur penularan virus akan turun jika kita berbicara lebih sedikit, dan berbicara pelan atau tak perlu kencang-kencang saat di ruang publik. Ini adalah fakta yang sangat jelas. Ini tidak kontroversial," tutur Jose L Jimenez, seorang profesor di University of Colorado di Boulder.

Sebuah penelitian, dilansir dari The Atlantic menunjukkan bahwa berbicara lebih pelan atau tidak bicara sama sekali dapat mengurangi secara drastis tingkat penularan Covid-19.

Virus corona penyebab Covid-19 ini menyebar melalui partikel yang keluar dari hidung dan mulut. Bisa terjadi ketika seseorang batuk, bersin atau juga berbicara.

Menggunakan masker merupakan langkah untuk menghalangi partikel yang mengandung virus menginfeksi Anda. Tapi berbicara dengan pelan setidaknya akan mengurangi jumlah partikel yang terdorong udara.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan Juni di Proceedings of the National Academies of Sciences, peneliti mencatat para sukarelawan yang mengucapkan beberapa frasa. Perolehan data menyimpulkan, orang yang bicara lebih kencang bakal cenderung memuntahkan lebih banyak tetesan--yang berpotensi mengandung virus--dibanding relawan lain yang bicara dengan lembut.

Jose Jimenez yang juga spesialis penyakit menular menjelaskan, virus ini bisa bertahan di udara dan seseorang dimungkinkan menghembuskan virus 10 kali lipat lebih tinggi ketika teriak atau berbicara dengan keras.

Ia menambahkan, tetap diam akan membuat Anda memperkecil hingga 98 persen kemungkinan penyebaran partikel di udara, dibandingkan mereka yang berbicara dengan volume keras.

INFOGRAFIS AGAR TAK TERTULAR VIRUS CORONAFoto: CNN Indonesia/Fajrian
INFOGRAFIS AGAR TAK TERTULAR VIRUS CORONA

Sementara mereka yang berbisik dan berbicara lebih lembut akan memperkecil kemungkinan penyebaran tetesan hingga 80 persen. Ini artinya, berbicara lebih pelan atau tidak bicara sama sekali bisa hampir sama efektifnya dengan menggunakan masker untuk memperlambat penyebaran Covid-19.

Itu sebab ketika Anda suatu kali ngobrol dengan teman atau makan malam di luar ruangan, hindari terlalu banyak bicara. Langkah ini juga bisa membantu menjaga orang-orang di sekitar Anda tetap sehat.

(nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER