World Rabies Day atau Hari Rabies Sedunia diperingati pada 28 September setiap tahunnya. Pada 2020 ini, untuk kali pertama Hari Rabies Sedunia diperingati bersamaan dengan pandemi Covid-19.
Pandemi memberikan tantangan baru terhadap upaya menghilangkan dan mencegah rabies di Indonesia. Sepanjang lima tahun terakhir rata-rata kasus gigitan hewan penular rabies di Indonesia mencapai 80.861 kasus dengan 103 kematian.
Penular rabies di Indonesia, 98 persen berasal dari gigitan anjing dan 2 persen lainnya dari gigitan kera dan kucing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Kekurangan Vaksin, Rabies Melonjak di China |
Data terbaru Kementerian Kesehatan menunjukkan pemberian vaksin anti-rabies (VAR) pada Januari-Agustus 2020 berjumlah 14 ribu. Angka ini jauh menurun dibandingkan pemberian VAR pada tahun 2019 yang mencapai 67 ribu.
"Ini merupakan tantangan besar di Indonesia. Mulai dari 2015 sampai 2019 ada kecenderungan meningkatnya kasus gigitan hewan penular rabies. Sampai Agustus tahun ini, pemberian vaksin berkurang," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis Kementerian Kesehatan Didik Budijanto, dalam konferensi pers Hari Rabies Sedunia, Jumat (25/9).
Pemberian vaksin anti-rabies menurut dia terhambat karena banyak petugas yang tidak dapat bekerja demi mencegah tertular virus corona.
"Dengan adanya pandemi petugas waswas juga turun kelapangan," ungkap Kasubdit Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan Kementerian Pertanian Arif Wicaksono.
Arif menjelaskan, saat ini para petugas mulai melanjutkan pemberian vaksin dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat. Sejumlah inovasi juga dilakukan seperti pemberian vaksin melalui drive-thru seperti yang dikerjakan pemerintah DKI Jakarta.
Di sisi lain, pandemi yang membuat banyak orang berada di rumah membuat jumlah kasus gigitan hewan penular rabies juga berkurang menjadi 24 ribu kasus dengan 12 kematian.
Pada peringatan Hari Rabies Sedunia yang ke-14 ini, tema global yang diangkat adalah vaksinasi dan kolaborasi.
"Kami butuh semua sektor untuk ikut bersama memberantas rabies dengan vaksinasi dan kolaborasi," tutur perwakilan WHO Indonesia Arturo Pesigan.
(ptj/nma)