Dokter: Remdesivir Hanya untuk Pasien Gejala Berat dan Kritis

CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2020 14:34 WIB
Obat remdesivir dengan merek dagang Covifor yang tersedia di Indonesia pada Oktober ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis.
Ilustrasi. Obat remdesivir dengan merek dagang Covifor yang tersedia di Indonesia pada Oktober ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis. (iStockphoto/ugurhan)
Jakarta, CNN Indonesia --

Obat remdesivir tersedia di Indonesia pada Oktober ini. Obat dengan merek dagang Covifor ini diperuntukkan bagi pasien Covid-19 dengan gejala berat dan kritis.

"Untuk [Covid-19] yang berat, angka keberhasilannya tidak terlalu besar. Maka, dengan adanya remdesivir ini menjadi salah satu pilihan. Itu lah yang mendasari mengapa obat itu digunakan untuk pasien kritis," ujar dokter spesialis paru, Erlina Burhan, dalam konferensi pers peluncuran Covifor di Jakarta, Kamis (1/10).

Covifor merupakan obat remdesivir versi generik yang diproduksi oleh perusahaan farmasi multinasional asal India, Hetero. Di Indonesia, obat ini didistribusikan secara resmi oleh Kalbe Farma bekerja sama dengan Amarox Pharma Global.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erlina menjelaskan, Covifor akan diberikan pada pasien dengan menggunakan infus. Pada hari pertama pengobatan, pasien akan mendapatkan sebanyak 200 miligram.

Pada hari berikutnya, pasien akan mendapatkan Covifor sebanyak 100 miligram. "Diinfuskan bersama dengan cairan NaCl," kata Erlina. Umumnya, pasien akan menjalani pengobatan dengan remdesivir selama 5-10 hari.

Ditegaskan Erlina bahwa obat ini tak akan diberikan secara sembarang. Obat diberikan pada pasien berusia di atas 18 tahun yang terkonfirmasi positif Covid-19 dan mengalami gejala parah. Gejala parah salah satunya bisa ditandai dengan saturasi oksigen yang berada di bawah 94 persen atau saat pasien dirawat dengan bantuan ventilator.

Sebelum remdesivir tersedia di Indonesia, pihak medis menggunakan beberapa jenis obat seperti avigan dan hydroxychloroquine. Keduanya punya cara kerja yang sama seperti remdesivir, yakni menghambat replikasi virus.

"Pasien dalam kondisi ringan biasa diobati dengan avigan. Tapi, untuk pasien kondisi berat, kami belum mendapatkan obat yang cocok," kata Erlina.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, pada Kamis (1/10), Kalbe Farma bersama dengan Amarox Pharma Global meluncurkan obat remdesivir versi generik dengan merek dagang Covifor.

Obat disebut telah siap didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia. Pendistribusian obat juga telah mendapatkan izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dengan ketentuan emergency use. Obat didistribusikan secara langsung ke rumah sakit dan tidak akan diperjualbelikan di apotek.

Remdesivir sendiri merupakan obat antivirus yang dianggap potensial untuk mengatasi Covid-19. Obat yang sebelumnya digunakan untuk mengatasi wabah Ebola ini bekerja dengan menghambat proses replikasi virus pada sel-sel tubuh yang diserang. Cara ini bisa mengurangi tingkat keparahan yang lebih lanjut pada pasien.

(asr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER