Lepas Penat di Taman Hutan Raya Djuanda

Kemenparekraf | CNN Indonesia
Kamis, 01 Okt 2020 16:22 WIB
Tak perlu bepergian jauh, Taman Hutan Raya Djuanda bisa jadi pilihan warga Bandung untuk rehat sejenak dari hiruk-pikuk.
Tak perlu bepergian jauh, Taman Hutan Raya Djuanda bisa jadi pilihan warga Bandung untuk rehat sejenak dari hiruk-pikuk. (Foto: dok. CNNIndonesia TV)
Jakarta, CNN Indonesia --

Taman Hutan Raya Djuanda (Tahura Djuanda) terletak tak jauh dari pusat Bandung, Jawa Barat. Letak geografis membuat hutan raya yang dijadikan kawasan konservasi alam itu tepat sebagai pilihan melepas penat #DiIndonesiaAja di tengah pandemi Covid-19.

Tahura Djuanda memiliki beberapa gerbang masuk, akses termudah adalah lewat Dago Pakar. Pengunjung bisa berolahraga atau sekadar berjalan-jalan di antara pepohonan yang membuat hawa jadi sejuk di hutan seluas 526 hektare ini.

Kepala Balai Tahura Djuanda Lianda Lubis mengatakan, ada beberapa perubahan peraturan yang menyesuaikan dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19 di lokasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Protokol kesehatan memang kita ingatkan. Yang lebih utama perubahannya, masuk Tahura Juanda saat ini harus reservasi online untuk tracing. Kalau terjadi apa-apa, kita bisa dapat datanya. Cuma (perlu) nama, alamat, nomer hp saja," katanya.

Selain itu, dalam satu kelompok pengunjung yang memasuki Tahura Djuanda dibatasi hanya lima orang. Jika ada lebih banyak orang, maka harus antri dalam kelompok berikutnya.

Di dalam Tahura Djuanda, ada sejumlah lokasi wisata yang menarik. Antara lain, Batu Batik di bibir Sungai Cikapundung dan tempat penangkaran rusa di mana pengunjung bisa memberi makan langsung rusa-rusa berjenis Cervus timorensis. Hewan-hewan itu hidup di kawasan seluas dua hektare.

Humas Balai Tahura Djuanda Ganjar mengungkapkan, Batu Batik merupakan sebuah fenomena geologi yang terbentuk akibat aliran lava Gunung Tangkuban Perahu sejak ribuan tahun lalu, hingga memberi motif alam yang cantik.

"Kalau masyarakat sini (lokal), lebih populernya nama Selendang Dayang Sumbi," ujar Ganjar.

Tak hanya wisata alam, Tahura Djuanda juga memiliki tempat kuliner. Pengunjung bisa menikmati santapan sedap khas Jawa Barat seperti nasi pais di antara pepohonan yang menjulang tinggi dan suara-suara alam.

Taman Hutan Raya Djuanda banyak dimanfaatkan untuk ilmu pengetahuan, penelitian, dan pendidikan. Beberapa destinasi wisata lain melengkapi Tahura Djuanda, misalnya Curug Dago, Curug Omas, sampai Goa Belanda, Goa Jepang, dan Tebing Keraton. Di sini juga ada area outbond, area bermain anak, serta pemandian air panas.

Akibat pandemi, Tahura Djuanda baru dibuka kembali pada Juni lalu. Saat ini, mereka mematok harga tiket Rp11.000 untuk pengunjung domestik, dan Rp76.000 untuk wisatawan luar negeri. Pengunjung diingatkan untuk turut menjaga kelestarian alam #DiIndonesiaAja dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak merusak kawasan konservasi, serta tetap berdisiplin menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

[Gambas:Youtube]

(rea)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER