Presiden Amerika Serikat Donald Trump dinyatakan positif terinfeksi virus corona penyebab Covid-19. Berbagai pengobatan telah dijalaninya.
Sejak dinyatakan positif, Trump telah menjalani berbagai pengobatan untuk mengatasi Covid-19. Melansir CNN, tim dokter memberinya beberapa perawatan yang agak berbeda.
Berikut beberapa pengobatan yang telah dijalani Trump selama menjalani perawatan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Jumat (2/10) lalu, Gedung Putih menyatakan bahwa Trump dirawat dengan dosis 8 gram terapi antibodi koktail yang dibuat oleh perusahaan bioteknologi Regeneron.
Untuk membuat terapi antibodi monoklonalnya, ilmuwan Regeneron memilih dua antibodi yang paling baik dalam menetralkan virus melalui uji laboratorium. Antibodi adalah protein yang diproduksi tubuh untuk melawan infeksi.
Salah satunya adalah REGN-COV2 yang telah menjalani uji klinis sejak Juni lalu. Pada Selasa (6/10) lalu, Regeneron mengumumkan bahwa uji coba terhadap 275 pasien yang tidak dirawat di rumah sakit menunjukkan perbaikan gejala. Obat juga diduga mengurangi jumlah virus dalam tubuh. Namun, temuan itu belum menjalani proses penelaahan sejawat.
Namun, terapi Regeneron tidak disetujui dan belum mendapatkan izin penggunaan darurat dari Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat.
Selama lima hari pertama, Trump diberi asupan obat remdesivir. Pengobatan dimaksudkan untuk mempersingkat waktu pemulihan pasien Covid-19.
Dalam uji klinis fase 3, remdesivir ditemukan mempercepat pemulihan pada pasien Covid-19. Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal JAMA itu melibatkan hampir 600 pasien Covid-19. Beberapa diberikan pengobatan standar, sementara beberapa lainnya mendapatkan pengobatan tambahan dengan remdesivir dalam kurun waktu 5-10 hari.
Penelitian menemukan, pasien yang menerima remdesivir selama lima hari mengalami perbaikan setelah 11 hari perawatan dibandingkan mereka yang hanya menjalani perawatan standar.
Pada Agustus lalu, remdesivir menjadi obat terapi pertama yang mendapatkan izin penggunaan darurat oleh FDA.
Trump juga mendapatkan obat kortikosteroid deksametason pada Sabtu (3/10) lalu setelah saturasi oksigennya mengalami penurunan.
Obat ini umumnya diberikan pada pasien dengan kebutuhan oksigen tambahan atau membutuhkan bantuan ventilator. Di AS, deksametason telah digunakan hanya untuk pasien dengan gejala parah.
![]() |
Pada Juli lalu, hasil awal dari sebuah penelitian besar di Inggris menemukan, deksametason dosis rendah selama 10 hari menekan risiko kematian di antara pasien yang dirawat dengan bantuan ventilator.
Pada hari Minggu, Trump mendapatkan bantuan oksigen setelah dua kali mengalami penurunan saturasi oksigen.
Pada Jumat sebelumnya, Trump mengalami demam tinggi dan tingkat saturasi oksigen di bawah 94 persen. Tingkat saturasi oksigen normal adalah 95 persen atau lebih. Setelah mendapatkan bantuan oksigen, tingkat saturasinya kembali lebih dari 95 persen.
Terapi oksigen adalah perawatan yang memberikan gas oksigen untuk bernapas. Hal ini umumnya dibutuhkan oleh pasien yang mengalami kesulitan bernapas. Oksigen dapat disalurkan melalui selang yang diletakkan di hidung.
Tercatat bahwa hipoksemia atau tingkat saturasi oksigen yang rendah kerap terjadi pada pasien Covid-19.
Trump juga mengonsumsi beberapa jenis suplemen dan obat seperti seng, vitamin D, famotidine, melatonin, dan aspirin.
Seng adalah nutrisi yang secara alami ditemukan dalam tubuh yang membantu sistem kekebalan melawan bakteri dan virus dari luar. Namun, meski seng kerap dikonsumsi untuk mengatasi flu, tak ada bukti yang memperlihatkan manfaat mereka pada Covid-19.
Sedangkan vitamin D baik untuk kesehatan tulang. Umumnya vitamin D bisa didapat secara alami melalui sinar matahari atau suplemen. Namun, tak ada bukti bahwa vitamin D dapat secara langsung mengurangi risiko Covid-19.
Alih-alih mencegah, terlalu banyak asupan suplemen vitamin D justru dapat menyebabkan penumpukan kalsium yang beracun dalam darah. Hal itu dapat menyebabkan kebingungan, disorientasi, masalah ritme jantung, nyeri tulang, hingga kerusakan ginjal.
Famotidine merupakan obat yang biasa digunakan untuk mengobati maag, mulas, dan gangguan pencernaan lainnya dengan mengurangi jumlah asam dalam perut.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gut pada Juni lalu menemukan, konsumsi famotidine membuat pasien yang dirawat di rumah sedikit merasa lebih baik. Namun, hal itu hanya terjadi pada sekelompok kecil pasien. Diperlukan lebih banyak peneltiian untuk membuktikan hasil tersebut.
Sementara melatonin umumnya diberikan pada pasien dengan penyakit bawaan seperti diabetes dan obesitas. Penelitian yang diterbitkan dalam European Journal of Pharmacology menemukan, melatonin punya kemampuan untuk mengurangi infeksi virus pada pasien obesitas dan diabetes. Melatonin sendiri diketahui bersifat antioksidan dan anti-inflamasi.
Sedangkan aspirin diberikan untuk mengurangi risiko pembekuan darah. Sebagaimana diketahui, Covid-19 dapat memicu pembentukan gumpalan darah pada beberapa pasien.
(asr)