Aksi demonstrasi mahasiswa kerap jadi sorot perhatian masyarakat. Tak hanya warganet, unjuk rasa juga kerap menarik perhatian beberapa masyarakat yang kebetulan berada di dekat lokasi aksi. Tak jarang pula aksi demonstrasi menjadi tontonan masyarakat.
Bukan tanpa alasan mengapa masyarakat kerap menjadikan aksi demonstrasi sebagai tontonan bersama. Psikolog sosial, Dicky Chresthover Pelupessy mengatakan, pada dasarnya manusia memiliki sifat kolektif.
Rasa ingin tahu akan sebuah peristiwa yang terjadi merupakan faktor utama pendorong seseorang untuk menyaksikan demonstrasi atau kejadian yang mengundang keramaian lain yang berlangsung di sekitar lingkungannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak usah saat demo. Di jalan tol macet gara-gara ada kecelakaan saja, orang jadi melambatkan mobilnya, terus menonton," ujar Dicky, Jumat (16/10), melansir Antara.
Kepedulian terhadap lingkungan yang masih tinggi, membuat seseorang berusaha mencari tahu apa yang sedang terjadi. Hal ini tentu berbeda dengan masyarakat yang individualis, di mana masing-masing individu tak begitu memperdulikan apa pun yang terjadi pada orang lain.
Fenomena menonton demonstrasi secara langsung di tempat kejadian, dianggap Dicky sebagai hal yang wajar untuk masyarakat kolektif. Apalagi Indonesia tidak melarang hal tersebut.
Selain itu, kebiasaan berkumpul juga dinilai telah mengakar kuat pada masyarakat Indonesia. "Budaya masyarakat Indonesia itu kolektik. Jadi, ngumpul sudah jadi bagian dari kehidupan," ujar Dicky.
(antara/asr)