Seorang pria Malaysia mengunggah fotonya ketika dia menemukan sebuah petai raksasa. Dalam fotonya dia terlihat membawa petai raksasa. Banyak orang yang menyangka kalau petai ini adalah hasil photoshop.
Namun pada kenyataannya, petai ini memang benar-benar ada. Petai raksasa ini memiliki nama latin Entada phaseoloides. Petai ini juga dikenal dengan nama box bean atau St.Thomas bean. Di Indonesia, petai raksasa ini dikenal dengan nama bendoh, gandu, dan chariyu. Selain Entada phaseoloides, Entada juga memiliki spesies lain yang memiliki buah dan biji nyaris serupa dengan petai raksasa, Entada rheedii.
Tanaman ini pertama kali dijelaskan oleh Linnaeus dan masuk dalam keluarga kacang polong.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jenis petai ini termasuk dalam tanaman liana besar yang memanjat tinggi ke kanopi hutan tropis di dataran rendah. Tanaman ini ditemukan di hutan pantai dataran rendah Afrika, Australia, Asia (termasuk Indonesia), dan Pasifik Barat. Tanaman ini biasanya tumbuh di berbagai habitat, mulai dari rawa air tawar dan pedalaman dari bakau hingga hutan pegunungan dimana tumbuh subur dan dimanfaatkan oleh penduduk setempat terutama untuk khasiat obat dan kosmetiknya.
Mengutip berbagai sumber, pohon petai raksasa ini memiiki struktur daun majemuk menyirip yang terbagi menjadi 1-2 pasang anak daun. Pohon ini menghasilkan beberapa biji polong besar yang panjangnya bisa lebih dari 100 cm dan lebar 12 cm. Alhasil buah pohon ini menggantung memanjang seperti layaknya petai raksasa.
Hanya saja berbeda dengan petai 'normal,' buah dari petai raksasa (Entada phaseoloides) ini beracun. Meski beracun, buah tanaman ini masih bisa dimakan setelah direndam dan dipanggang dalam waktu lama.
Dalam penggunaannya, biji berukuran besar yang sudah disangrai ini disebut bisa dipakai sebagai pengganti kopi. Selain itu, bijinya juga bisa diolah menjadi minyak nabati. Daun mudanya juga disebut bisa dimakan.
Tanaman petai raksasa ini juga disebut memiliki berbagai manfaat. Kandungan saponin pada batangnya bisa digunakan sebagai larutan pembersih.
Lihat juga:Petai, 'Si Bau' yang Kini Go International |
Tanaman ini disebut-sebut bisa digunakan untuk melawan nyeri sendi dan otot rematik, penyakit pernapasan, hernia, keracunan ikan, kencing nanah, berbagai penyakit kulit, bisul, sakit kepala, sakit perut. Sedangkan buahnya dianggap sebagai alat kontrasepsi.
Biji panggang dimakan oleh wanita sebagai depuratif (pembersih darah) pasca melahirkan dan diberikan dalam dosis kecil untuk sakit perut, sebagai obat emetik, dan merupakan komponen dalam beberapa obat majemuk.
Lihat juga:Sambal Petai, Makanan Favorit Hamish Daud |
Bubuk kulit pohon digunakan untuk sakit maag dan bubuk bijinya untuk demam dan sakit kepala.
Di India, biji petai raksasa (Entada phaseoloides) rebus dikonsumsi oleh suku Kharib dari suku Assam dan Samudera seperti Onges dan Suku Andaman Besar. Biji-biji yang direndam dipanggang, direbus dan dimakan oleh kelompok suku timur laut seperti Garo, Khasi, Naga dan Kannikkars dari Tamil Naidu dan Kerala.
Sebelumnya, petai raksasa atau Entada ini juga pernah ditemukan di Kalimantan dan juga di Banjarnegara, Jawa Tengah beberapa waktu lalu.
(chs)