HARI STROKE SEDUNIA

Waspada, Migrain Bisa Jadi Pertanda Stroke

CNN Indonesia
Jumat, 06 Nov 2020 17:11 WIB
Jangan anggap remeh sakit kepala hebat atau migrain yang sering terjadi. Migrain bisa menjadi pertanda stroke, kerusakan otak karena gangguan suplai darah.
Jangan anggap remeh sakit kepala hebat atau migrain yang sering terjadi. Migrain bisa menjadi pertanda stroke, kerusakan otak karena gangguan suplai darah. ( iStockphoto/Michail_Petrov-96)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jangan anggap remeh sakit kepala hebat atau migrain yang sering terjadi. Migrain bisa menjadi pertanda stroke, kerusakan otak karena gangguan suplai darah.

Dokter spesialis saraf Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Indah Aprianti Putri menjelaskan migrain dengan aura dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke iskemik atau penyumbatan pada perempuan.

"Keluhan migrain biasanya kita enggak pernah berpikir terkait dengan stroke. Padahal, ada kejadian stroke yang tinggi terkait dengan migrain. Migrain potensial terjadi stroke di masa depan," kata Indah kepada CNNIndonesia, dalam rangka peringatan Hari Stroke Sedunia setiap 29 Oktober.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Migrain yang terkait dengan stroke adalah migrain dengan aura. Migrain dengan aura ditandai dengan muncul secara bertahap dan berlangsung sekitar satu jam. Migrain dengan aura juga biasanya disertai gejala seperti kelelahan, mual, pandangan kabur, dan sensitif terhadap cahaya.

Selain itu, migrain ini juga kerap muncul pada masa pra menstruasi atau saat menstruasi.

"Jadi, catatannya kalau pasien perempuan, migrain, dan sudah sangat lama misalnya dari usia sangat muda apalagi jika sangat dipengaruhi dengan menstruasi, perlu diantisipasi karena berisiko terhadap kejadian stroke yang lebih tinggi," tutur Indah.

Indah menyarankan agar setiap orang yang sering mengalami migrain untuk dapat memeriksakan kondisi kesehatan secara menyeluruh. Melalui pemeriksaan, maka akan dapat diketahui penyebab migrain dan juga tindakan untuk mengatasinya serta mencegah stroke.

Indah menceritakan salah satu kasus pasien yang kerap mengalami migrain. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui migrain terjadi karena kelainan pada katup jantung. Dia lalu melakukan tindakan untuk mengatasi hal itu.

"Kami lakukan tindakan dan itu bisa mencegah terjadinya stroke," ujar Indah.

Selain migrain, faktor risiko lain yang dapat meningkatkan risiko stroke diantaranya tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas, dan diabetes. Hindari faktor risiko ini untuk mencegah terjadinya stroke. Lakukan pula gaya hidup sehat seperti berolahraga teratur, menjaga berat badan seimbang, makanan yang sehat, dan istirahat yang cukup.

(ptj/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER