Studi: Menjadi Bilingual Bantu Jaga Kesehatan Otak

CNN Indonesia
Senin, 26 Okt 2020 16:26 WIB
Memiliki kemampuan dua bahasa atau bilingual, tidak hanya berguna untuk kebutuhan berkomunikasi dan memperluas jejaring, tapi juga untuk kesehatan otak.
Memiliki kemampuan dua bahasa atau bilingual, tidak hanya berguna untuk kebutuhan berkomunikasi dan memperluas jejaring, tapi juga untuk kesehatan otak. (Foto: Ade Irma Suryani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Memiliki kemampuan dua bahasa atau bilingual, tidak hanya berguna untuk kebutuhan berkomunikasi dan memperluas jejaring, tapi juga untuk kesehatan otak.

Peneliti Ellen Bialystok dari York University di Toronto menemukan bahwa orang yang memiliki kemampuan dua bahasa atau bilingual lebih tahan terhadap serangan alzheimer. 

Penelitian membuktikan, orang bilingual didiagnosa dengan penyakit Alzheimer empat sampai lima tahun lebih lambat ketimbang yang hanya mampu satu bahasa.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semakin banyak Anda menguasai dan menggunakan bahasa lain akan semakin baik untuk banyak perubahan dalam otak Anda," demikian keterangannya, sebagaimana dilansir CNN.

Dia kemudian menjelaskan bahwa bilingualisme menjadi salah satu rangsangan mental ke otak. Seiring bertambahnya usia, hal itu memberikan perlindungan bagi otak yang menua.

Bialystok percaya bahwa pengalaman menggunakan dua bahasa juga secara efektif mengatur ulang kerja otak.

"Semakin lama Anda bilingual, semakin banyak perubahannya. Semakin awal Anda mulai menjadi bilingual, semakin banyak perubahannya. Semakin intens pengalaman bilingual Anda setiap hari, semakin banyak perubahan," paparnya.

Meski demikian, Tamar Gollan dari Pusat Penelitian Penyakit Alzheimer Universitas California San Diego mengatakan bahwa bilingualisme tidak kemudian mencegah terkena penyakit Alzheimer. Hal itu hanya membantu otak terus berfungsi ketika mengalami kerusakan.

Selain kemampuan bilingual, orang yang berpendidikan tinggi, atau bekerja keras diperkirakan mempunyai ketahanan yang sama terhadap penyakit Alzheimer.

Mereka masih mungkin terkena penyakit Alzheimer, tetapi semua kerja keras yang dilakukan otak selama bertahun-tahun membuatnya lebih tangguh, lebih lama.

Menurut Bialystok, bilingualisme juga hanyalah salah satu cara untuk menciptakan "cadangan kognitif" untuk otak. Hal terpenting, lanjut Bialystok, adalah menjaga otak Anda tetap aktif sepanjang hidup.

Berikut beberapa cara lain untuk meningkatkan kemampuan otak selain dengan menguasai bahasa lain alias bilingual.

1. Pergi ke Konser

Ilustrasi konserFoto: Anthony Delanoix via StockSnap
Ilustrasi konser

Dengan pergi ke konser, menurut Bialystok, itu membantu berinteraksi dengan orang lain dan membuat otak turut bekerja.

"Karena ketika Anda berinteraksi dengan seseorang, Anda menggunakan banyak otak Anda," katanya.

2. Kerjakan Hal Sulit

Ilustrasi TTSFoto: stevepb/Pixabay
Ilustrasi TTS

Mengerjakan teka-teki silang mungkin menjadi salah satu cara untuk memberi otak latihan. Namun, Bialystok menyarankan agar mencari kegiatan yang lebih menantang.

"Semakin Anda dalam masalah yang sulit, semakin baik bagi otak Anda. Apa yang sulit bagi otak Anda, baik untuk otak Anda," ujarnya.

3. Berolahraga

Strength workout. Young woman with gym ball and dumbbells at home, blank spaceFoto: iStockphoto/Prostock-Studio
ilustrasi olahraga

Berolahraga juga menjadi salah satu rekomendasi yang dianjurkan oleh Bialystok. Menurutnya, latihan aerobik adalah obat otak terbaik yang pernah ada.

Terlepas dari itu, tidur yang cukup dan makan dengan baik juga menjadi salah satu cara yang dapat meningkatkan otak selain dengan menjadi seorang bilingual.

(agn/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER