Tak mudah buat Belgia untuk menjalin persatuan antara negara yang terbagi dalam berbagai bahasa ini. Negara ini terbagi antara kawasan selatan yang berbahasa Prancis, Brussel, dan utara Flemish. Belgia butuh 16 bulan yang membentuk pemerintahan terakhirnya.
Dengan latar belakang ini, sulit untuk membayangkan ada sebuah masalah yang cukup penting untuk menyatukan orang Belgia. Namun sekeping biskuit ternyata bisa menyatukan semuanya.
Ketika CEO Lotus Bakeries baru-baru ini mengumumkan rencana untuk mencabut nama spekulo - biskuit nasional Belgia - dari pencitraan merek pada bungkus biskuitnya, ada teriakan ketidakpuasan di media sosial dan seruan marah untuk boikot.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spekulas atau spekulo adalah biskuit dengan tambahan cita rasa rempah seperti kayu manis, pala, cengkeh, jahe, dan lainnya. Biskuit ini populer di Belanda, Belgia, dan Jerman.
Bagi orang Belgia, biskuit spekulas atau spekulo punya sejarah panjang yang tak bisa dilepaskan dari hidup mereka. Biskuit kecil adalah makanan pokok dan disajikan di sebelah kopi di setiap kafe dan bar di negara ini. Biskuit dicintai oleh semua orang Belgia di mana pun mereka berada.
Sekalipun tak jelas asal-usulnya, namun biskuit rempah ini mulai bereinkarnasi di Hasselt, Belgia pada 1870. Biskuit ini yang kemudian diberi nama Lotus. Lotus mulai memproduksi biskuit versinya sendiri pada tahun 1932 dengan pendirian pabriknya di Lembeke, Flanders Timur, dan bisnis keluarga. dengan cepat menjadi merek spekulan paling populer di negara ini. Tak cuma di Belgia, biskuit ini juga populer belakangan di Indonesia.
Tapi meski sudah dikenal sebagai spekulan di Belgia sejak penemuannya, saat Lotus membawa merek itu ke pasar internasional pada 1990-an, ia meninggalkan nama aslinya.
Mereka menamainya Biscoff - sebuah singkatan dari "biskuit" dan "kopi" - lebih mudah untuk dikatakan oleh audiens internasional.
Namun keinginan perusahaan untuk menghilangkan nama spekulo ini membuat banyak orang Belgia protes. Orang Belgia memprotes karena tren #jesuisspeculoos di Twitter
Sekarang orang Belgia memberontak, dengan beberapa mengatakan mereka tidak akan pernah menerima gelar Biscoff "Amerika" yang baru.
Berita itu menyebabkan badai media kecil, dengan Facebook dibanjiri seruan untuk memboikot Lotus dan #jesuisspeculoos.
Perubahan nama memang sebuah hal yang sulit, termasuk orang Belgia. Bahkan CEO Lotus Jan Boone dijuluki sebagai Monster Kue karena mengubah nama.
"Mimpinya adalah mengubah Biscoff menjadi merek global, salah satu merek terbesar di dunia," katanya di surat kabar Belgia De Tijd dikutip dari Euronews.
"Jika biskuit disebut Biscoff di seluruh dunia, kami bisa membuat sebuah pernyataan."
Apa sebenarnya yang memicu hal ini terjadi? Mengapa nama spekulo menjadi sangat berarti bagi orang Belgia? Sementara perubahan nama sebenarnya adalah hal yang biasa terjadi untuk sebuah produk.
Ahli strategi pemasaran Julie Haspeslagh mengatakan bahwa ini adalah soal keterikatan orang Belgia dengan sebuah nama.
"Speculoo adalah salah satu hal yang bagi orang Belgia seperti bir dan kentang goreng, itu bagian dari budaya makanan kita. Itu datang dengan kopi. Dikenal dengan ukuran kemasan tunggal yang kecil, satu biskuit di samping cangkir Anda."
Ditambahkan Haspeslagh, budaya makan adalah satu hal penting yang mempersatukan Belgia, dan spekulas adalah satu bagian dari budaya itu.
"Selain makanan dan tim sepak bola Setan Merah, Belgia tidak benar-benar memiliki identitas atau budaya yang mengakar yang dimiliki oleh kita semua."
"Kami adalah negara yang sangat muda, hanya ada sejak 1830. Dan kami adalah negara yang dibuat secara artifisial. Jadi saya rasa ketika kami memiliki sesuatu seperti spekulan, kami dapat bereaksi secara emosional terhadapnya."
Lebih jauh, dia menambahkan bahwa menghapus nama yang sudah melekat pada produk sebelumnya adalah hal berisiko.
"Orang-orang masih ingin diyakinkan bahwa itu spekulas. Ini akan menjadi kunci pada setiap kemasan baru bahwa meskipun Biscoff ada di dalamnya, orang diyakinkan bahwa produk tersebut masih memiliki rasa yang sama, spekulan yang sama."
Brecht Tessier, seorang bartender di Cafe Bizon, bar terkenal di Brussel juga termasuk orang yang pro spekulas. Bagi dia dan hampir semua orang Belgia, spekulas lebih dari sekadar biskuit tapi sebuah kenangan dari masa lalu.
"Spekulas ini adalah" barang "kami, apa yang kami dapat dari nenek kami, dan kami memainkan permainan mencelupkannya ke dalam cokelat panas atau kopi dan memakannya sebelum jatuh ke dalam cangkir," katanya.
![]() Ilustrasi Kopi Hitam |
"Itu salah satu dari sedikit hal yang kami banggakan sebagai orang Belgia dan yang kami klaim sebagai milik kami, seperti bir, cokelat, atau komik. Kami menganggapnya sebagai warisan informal kami."
Meski demikian, dia masih bersikap pragmatis. Buatnya perubahan nama tak akan menghapus ingatan publik soal biskuit tersebut.
"Ini adalah soal rasa, soal indera pengecap yang tersentuh dan bicara. Itu adalah sesuatu yang sangat terkait dengan kehidupan kita. Ada juga aspek sejarah dan generasi dan ingatan masa kecil," ucap Hugo Poliart, penulis dan komentator budaya Belgia.
"Ini seperti kue madeleine dalam buku Marcel Proust, À la recherche du temps perdu (In Search of Lost Time). Sesuatu yang sangat dalam, hal kecil ini. Speculoos memiliki banyak arti dalam pikiran dan ingatan penduduk Belgia."
(chs)