Survei: Selama Pandemi, Orang Indonesia Makin Doyan Ngemil

CNN Indonesia
Rabu, 13 Jan 2021 09:22 WIB
Sebuah survei mengungkapkan bahwa selama pandemi 2020, orang Indonesia makin doyan ngemil.
Sebuah survei mengungkapkan bahwa selama pandemi 2020, orang Indonesia makin doyan ngemil. (Istockphoto/andresr)
Jakarta, CNN Indonesia --

Anjuran untuk tetap di rumah (stay at home), aturan PSBB hingga work from home (WFH) tanpa sadar membuat orang makin banyak menyantap camilan alias ngemil. Terbukti dari survei yang diinisiasi Mondelez, orang Indonesia makin gemar ngemil bahkan angka peningkatannya di atas rata-rata secara global.

"Kami menemukan orang Indonesia suka ngemil, lebih sering dari temuan global yakni tiga kali sehari. Ngemil jadi aktivitas yang sangat penting selama pandemi," kata Prashant Peres, President Director Mondelez Indonesia dalam sesi virtual #NgemilBarengMondelez, Selasa (12/1).

Survei bertajuk 'The State of Snacking 2020' dilakukan secara online pada 6-20 Oktober 2020. Survei melihat kebiasaan, wawasan, juga tren seputar ngemil di 12 negara termasuk Indonesia dengan total lebih dari enam ribu responden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama pandemi, sebanyak 60 persen responden Indonesia mengaku lebih banyak ngemil dari sebelumnya. Jumlah ini lebih banyak 14 persen dari rata-rata global sebanyak 46 persen. Bahkan 64 persen menyebut ngemil dianggap sebagai aktivitas yang sangat penting.

Masyarakat Indonesia sendiri rata-rata ngemil sebanyak 3,15 kali sehari. Frekuensi ini lebih banyak dibanding rata-rata global sebanyak 2,30 kali sehari.

"Tiap individu mencari kenyamanan saat ngemil sehingga jadwal ngemil lebih bersifat spontan dan bervariatif. Sebanyak 60 persen jadwal ngemil tidak terencana dan berbeda setiap harinya. Sebanyak 71 persen orang Indonesia ngemil untuk mencari kenyamanan, lebih tinggi dari tahun lalu sebanyak 64 persen," lanjut Peres.

Menuai manfaat ngemil

Yang tidak kalah menarik, responden mengaku memperoleh manfaat dari aktivitas ngemil baik dari secara personal maupun sosial. Peres menjabarkan responden mengaku ngemil jadi salah satu sumber kebahagiaan (84 persen), ngemil bikin lebih semangat sepanjang hari (81 persen), ngemil bisa membantu melalui masa sulit (77 persen), memberikan asupan tubuh dan jiwa (76 persen), ngemil jadi momen kedamaian bersama diri sendiri (87 persen) juga sarana 'me time' (80 persen).

Di sisi lain, ngemil juga bermanfaat secara sosial. Sebanyak 94 persen orang tua mengandalkan camilan untuk menghibur anak-anaknya selama pandemi. Sedang sebanyak 92 persen menjadikan ngemil sebagai sarana kumpul keluarga.

"Sebanyak 77 persen menjadikan kebiasaan ngemil jadi tradisi baru. Mereka memanfaatkan kegiatan ngemil jadi momen kebersamaan bersama keluarga," imbuh Peres.

Menanggapi survei ini, Devie Rahmawati, praktisi komunikasi, peneliti juga pengamat sosial, menuturkan ngemil yang selama ini dianggap sebagai sesuatu yang sepele ternyata menarik untuk dibahas. Disadari atau tidak, ngemil sudah jadi bagian dari kehidupan manusia.

Secara historis juga sosial, makanan jadi perekat dan jembatan dalam hubungan masyarakat Nusantara juga bagian dari kearifan sosial. Saat ada masalah, makan bersama berguna jadi pelumas keregangan dan kekakuan dalam hubungan sosial.

"Ngemil itu mudah dan sederhana. Ngemil bersama keluarga mampu mengurai kebosanan. Apalagi bersama keluarga kita tidak merasa sendirian. Selama pandemi, kalau ada teman bicara yang nyata bantu kita untuk berbagi dan ngemil itu jembatannya," jelas Devie dalam kesempatan serupa.

(els/chs)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER