Sakit kepala adalah kondisi medis paling umum yang dialami banyak orang. Kenali penyebab, gejala, dan pencegahan sakit kepala.
Ahli penyakit dalam FKUI, dr Sukamto mengatakan bahwa sakit kepala bersifat sensasi subjektif. Artinya, setiap orang bakal merasakan sensasi yang saling berbeda saat sakit kepala.
"Penyebabnya bisa macam-macam tapi kita bagi menjadi dua yakni, organik dan non-organik," kata Sukamto saat dihubungi CNNIndonesia.com, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Organik, kata Sukamto, artinya ada sesuatu di kepala yang sakit. Di dalam kepala terdapat otak, pembuluh darah, dan ke bawah terdapat sinus.
- Otak
Pada otak, misalnya, yang memungkinkan terjadinya peradangan, lesi desak ruang termasuk tumor dan cairan otak yang tak bisa dialirkan. Tumor sendiri ada yang pertumbuhannya tidak terkendali, ada pula yang terkendali seperti abses akibat jamur pada otak.
Selain tumor, lesi desak otak juga bisa berupa cairan yang tertahan di otak. Otak menghasilkan cairan atau disebut bagian ventrikel, yang sejatinya dialirkan ke sumsum tulang belakang. Aliran yang tidak lancar membuat cairan tertahan lalu mendesak ruang di otak hingga menimbulkan sakit kepala. Pada penderita stroke yang mengalami pendarahan di otak, darah juga bisa menimbulkan desakan hingga sakit kepala.
Pembuluh darah yang melebar di satu sisi kepala bisa menimbulkan sakit kepala atau disebut migrain.
Sinusitis juga bisa memicu sakit kepala. Sinus merupakan rongga kosong di sekitar kepala seperti di tulang dahi, sekitar batang hidung, dan belakang mata. Peradangan pada sinus atau sinusitis akan menimbulkan sensasi sakit kepala.
Meski tidak terjadi pada area kepala, sejumlah infeksi bisa menimbulkan gejala sakit kepala. Sukamto menyebut kondisi ini sebagai infeksi yang bersifat sistemik. Misalnya saja radang tenggorokan yang disertai demam, infeksi demam berdarah, tifus, hingga gangguan ginjal, semua bisa menimbulkan gejala sakit kepala.
Trauma atau cedera pada area kepala bisa menimbulkan sakit kepala. Terkadang sensasi sakit kepala bisa hilang saat trauma atau cedera sudah pulih.
Sementara itu, penyebab non-organik diartikan sebagai tidak adanya masalah berarti pada kepala, tapi seseorang merasakan sakit kepala.
"Non-organik itu kalau dicek [kondisi tubuh] semua baik-baik saja, enggak ada yang bermasalah, juga tidak ada masalah di kepala, tapi merasakan sakit kepala," ujar Sukamto.
Menurut Sukamto, penyebab non-organik cenderung dipicu oleh faktor psikis. Ada yang disebut psikosomatis atau kondisi stres yang memicu gejala sakit fisik, masalah kesehatan mental seperti gangguan persepsi, kecemasan, gangguan penyesuaian, juga gangguan konversi.
![]() |
Tiap tipe sakit kepala memiliki gejala berbeda-beda. Berikut gejala-gejala pada tipe sakit kepala yang umum dialami sebagian besar orang melansir dari WebMD.
Ciri umumnya, Anda akan merasakan sensasi sakit pada salah satu sisi kepala, timbul rasa mual hingga muntah, juga sensitivitas terhadap cahaya atau suara.
Sensasi tidak nyaman pada kepala seperti nyeri atau seperti terasa ditekan. Terkadang sakit kepala diikuti gejala lain seperti lemas, perubahan mood, sulit berkonsentrasi, cukup sensitif terhadap suara dan cahaya, serta nyeri pada otot.
Sakit kepala ini membuat nyeri terus-menerus pada area belakang wajah dan makin parah saat membungkuk. Sakit kepala sinus juga tak jarang disertai hidung tersumbat, telinga terasa penuh, demam, dan wajah bengkak.
Lihat juga:7 Obat Herbal untuk Redakan Sakit Kepala |
Anda akan merasakan nyeri hebat di salah satu sisi kepala, sensasinya seperti terbakar, menusuk, juga denyutan yang konstan. Sakit kepala berlangsung singkat, tapi kemudian terasa lagi. Umumnya sakit kepala terjadi sangat teratur atau di waktu yang sama setiap hari.
Sukamto menuturkan, salah satu cara untuk mencegah insiden sakit kepala adalah dengan mengetahui status kesehatan individu. Anda musti rutin melakukan medical check up untuk mengkonfirmasi bahwa tubuh sehat secara fisik dan psikis.
"Kalau kemudian sepanjang tahun baik-baik saja, lalu sakit kepala, terus sebabnya dipecat dari tempat kerja, dokter melihat enggak ada masalah apa-apa, berarti ini stres karena PHK, oh gangguan penyesuaian," ujarnya.
Dari cek kesehatan rutin juga Anda bisa mengetahui penyakit yang ada di dalam tubuh seperti alergi atau penyakit kronis lainnya.
(els/asr)