Jakarta, CNN Indonesia --
Saat semua orang bangun tidur terus mandi, Noldy Topan punya ritual berbeda. Bangun tidur terus ke green house.
Pegiat tanaman hias ini memang setiap hari mengunjungi green house di area nursery miliknya, PT Duta Hijau Abadi, di kawasan Karawaci, Tangerang. Maklum, nursery miliknya hanya berjarak 20 meter dari rumah.
"Pokoknya ke green house itu sebangunnya, mau jam 02.00 atau jam 03.00 pagi. Wah, biasanya sampai lupa waktu apalagi kalau sudah bongkar media, motong-motong," ujar Noldy bersemangat saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Selasa (26/1) lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski tanaman hias sedang memperoleh popularitas berkat pandemi, Noldy jelas bukan 'pemain baru'. Ia sudah akrab dengan tanaman hias sejak dua dekade lalu. Kecintaannya terhadap tanaman hias muncul karena kedua orangtuanya.
Bahkan, saat kepindahannya dari Palu, Sulawesi Tengah ke ibukota pada 2000 silam tak membuatnya serta merta terpisah dari urusan tanaman hias.
Orangtuanya pun kerap meminta dirinya untuk terus 'berburu' beberapa jenis tanaman hias baik sebagai koleksi maupun memenuhi permintaan sesama pecinta tanaman hias.
"Dari situ dapet macam-macam tanaman hias. Melewati musim tanaman hias dari Philodendron ke Euphorbia, lalu ada Aglaonema, Anthurium, saya ngikutin terus, makanya tahu. Waktu itu sama kayak sekarang, banyak orang ramai pesan," katanya.
Dulu, ia hanya modal rumah kontrakan. Namun kini, ia bisa memiliki nursery sendiri seluas 2.000 meter persegi dengan beragam koleksi tanaman hias.
Kelihaiannya memahami seluk beluk tanaman hias membuat harga tanaman hias seolah bisa disetel alias diatur di tangannya.
Noldy biasanya akan meriset nursery-nursery tanaman hias besar di Amerika Serikat juga Thailand. Dari sana, ia mendapatkan informasi tren tanaman hias secara global dan harganya di pasaran.
[Gambas:Instagram]
Modal informasi itu lantas ia gunakan untuk mulai berburu dan mengumpulkan tanaman hias jenis tertentu sesuai tren.
"Dulu jaman Sansevieria, saya prediksi bakal naik. Baru deh banyakin, kumpulin, baru ramai. Beberapa tanaman hias lain juga gitu. Sebelum orang ramai-ramai cari, kami kumpulin duluan. Pada 2017, saya beli [Philodendron] melanochrysum, borong 200 pohon harganya cuma Rp15ribu [per pohon]. Sekarang ini yang besar Rp2-3juta," ungkap Noldy.
Terjun sekian tahun di dunia tanaman hias membuatnya juga 'khatam' dengan lokasi-lokasi perburuan. Petualangan mengumpulkan tanaman hias pun menghantarkannya ke berbagai pelosok Nusantara.
Untuk luar negeri, Noldy mengungkapkan bahwa ia banyak mengambil dari Thailand, negara yang dikenal sebagai sentranya tanaman hias dunia.
Jual tanaman hias hingga miliaran rupiah
Dari ragam koleksi tanaman hias yang dimiliki, Noldy tidak hanya memuaskan hasrat dan kecintaannya pada tanaman hias. Ia juga berhasil mengumpulkan pundi-pundi bahkan mencapai miliaran rupiah.
Sebut saja Monstera white mint, yang saat ini sedang naik daun, pernah dilepas dengan harga Rp125 juta. Noldy meyakini hanya beberapa orang yang memiliki spesies ini dan dirinya pun memang sedang mengembangkan tanaman hias tersebut.
Kemudian ada Philodendron billietiae variegata yang dibanderol dengan harga Rp450 juta.
"Karena variegata, jadi harganya berkali-kali lipat dari yang biasa. Kalau yang normal Rp15 juta," katanya.
[Gambas:Instagram]
Keindahan tanaman hias pun sampai membuat orang rela merogoh kocek dalam-dalam demi memilikinya. Menurut pengakuan Noldy, pernah ada yang belanja tanaman hias hingga Rp2 miliar dalam setahun terakhir ini.
Noldy mengungkapkan bahwa sang pembeli tersebut memborong beberapa jenis tanaman 'sultan' termasuk Monstera dan Philodendron.
Duka merawat tanaman hias
Bisnis tanaman hias di masa pandemi seolah sedang mengeruk keuntungan. Tak bisa dipungkiri, sebagian orang tersihir dan mau rela merogoh kocek besar hanya untuk satu pot tanaman.
"Omset lumayan lah buat belanjaan dapur," ujarnya terkekeh.
Akan tetapi, beda cerita saat tanaman hias sedang sepi-sepinya. Pebisnis tanaman hias tidak selalu mengandalkan musim atau menunggu jenis tanaman hias tertentu ramai.
Noldy berkata biasanya para pegiat tanaman hias akan melancarkan pergerakan di komunitas.
Ia yang kini memegang komunitas Sansevieria kadang mengadakan kontes tanaman hias. Kemudian mengadakan lelang dengan tanaman hias dari sumbangan anggota komunitas.
Selain itu, ia pun mengembangkan beberapa jenis tanaman hias yang akan maupun sedang ramai di pasaran.
Namun, ini bukan persoalan mudah.
"Ada nih yang pesan Monstera obliqua. Tanaman ini enggak bisa beli sekarang langsung dapat, harus indent, bayar separuh untuk anakan satu daun. Nah tumbuh daun kedua bulan depan, kita potong," tutur Noldy.
Hanya saja, proses pengembang biakkan itu tak melulu berjalan mulus.
"Pernah sampai saya buat mati [Monstera obliqua] dua kali [saat mengembangkan]. Dibilang rumit ya emang rumit, tapi kan lama-lama sudah ketemu caranya. Mungkin kemarin saya motong tapi pisaunya belum steril," lanjutnya menuturkan.
[Gambas:Instagram]
Selain persoalan merawat tanaman, menjaga keamanan dan kerahasiaan nurserynya juga satu tantangan tersendiri.
Belakangan, ia mengungkapkan bahwa banyak yang melirik nurserynya sejak viral berkat kedatangan artis Soimah. Sejak saat itu, Noldy sangat hati-hati memasukkan orang ke nursery-nya.
Buatnya, ini sudah jadi privasi baik dari segi bisnis maupun keamanan. Dari segi bisnis, ia ingin merahasiakan tanaman hias yang sedang dikumpulkan atau belum dilepas di pasaran. Kemudian dari segi keamanan, tanaman 'sultan' kerap jadi incaran pencuri.
Baginya, kalangan artis atau awam tanaman hias mungkin masih aman-aman saja untuk mengunjungi nursery. Hanya saja, pernah ada seorang pembeli yang sampai mengamuk karena tidak diizinkan 'mengintip' koleksinya.
Tak hanya urusan barang jualan yang hati-hati, ia pun menaruh perhatian lebih untuk tanaman hias koleksi pribadi.
Ada sebuah green house di area nursery khusus untuk tanaman 'dewa' alias 'sultan'. Di sini terdapat beberapa jenis tanaman hias seperti Monstera white mint, obliqua juga tanaman-tanaman lain dengan harga setara mereka.
"Kebetulan sebelah rumah kebunnya, tinggal loncat aja. Saya kalau lagi tanam, enggak mau angkat telepon. Teman-teman sudah hapal makanya mereka kirim WhatsApp doang," katanya disusul tawa.
Tanaman hias yang akan hit
 Alocasia Jacklyn, tanaman hias Aroid asli Indonesia. (dok: Instagram @noldy.topan) |
Melihat riuh rendah beberapa jenis tanaman hias saat ini, ia paham betul jenis tanaman hias lain pernah mencapai masa kejayaan beberapa tahun lalu.
Mungkin Anda masih ingat dengan kehebohan Euphorbia di 2002-2003, lalu Anthurium plowmanii alias Gelombang Cinta menikmati kejayaan sampai sekitar 2007-2008 hingga Sansevieria eilensis yang sempat langka di 2009-2010.
Lalu ke depan, apa tanaman hias yang bakal hit?
"Kalau tiga tahun ke depam saya belum bisa prediksi. Untuk dua tahun ke depan oke, masih bisa terbayang apalagi Aroid ini belum full, belum sampai puncaknya," ucap Noldy.
Dia membaca bahwa Alocasia khususnya Alocasia jacklyn bakal menyusul popularitas kerabat Aroid lainnya.
Aroid atau Aroideae merupakan keluarga dari Araceae. Dari sini turun berbagai genus termasuk Alocasia, Caladium, Philodendron, dan Syngonium. Ia optimistis Alocasia jacklyn bakal punya masa depan cerah terlebih ini adalah Aroid asli Indonesia.