Jakarta, CNN Indonesia --
Rasa pahit selalu diasosiasikan dengan dengan tidak enak dan merusak selera makan. Berbeda dengan rasa manis yang selalu disandingkan dengan enak dan menyenangkan. Padahal, kata Kerry Clifford dan Meghan Sedivy, ahli diet, selama ribuan tahun orang terbiasa dengan rasa pahit untuk keperluan kesehatan pencernaan. Ini bukan informasi tanpa basis ilmu pengetahuan.
"Makanan pahit disebut pahit hanya karena rasanya dan efek mereka meningkatkan air liur dan asam lambung. Rasa pahit dapat membantu menstimulasi sistem pencernaan dan meningkatkan penyerapan makanan," jelas Taz Bhatia, pakar kesehatan integratif, mengutip dari NBC News.
Rasa pahit juga bisa meningkatkan produksi enzim pencernaan yang selanjutnya membantu penyerapan makanan. Enzim tambahan ini membantu mencegah malabsorbsi (kelebihan serapan) makanan dan usus bocor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa saja makanan pahit yang layak masuk diet Anda?
1. Pare
Pare begitu populer di Asia, Afrika dan Karibia. Di Indonesia, sayuran hijau segar ini biasanya diolah menjadi tumis dan botok. Melansir dari Healthline, pare mengandung fitokimia seperti, triterpenoid, polifenol dan flavonoid yang terbukti memperlambat pertumbuhan berbagai jenis kanker.
Buat penderita diabetes, pare bisa membuat insulin aktif. Mengutip dari NDTV, saat insulin aktif, gula akan digunakan secara memadai dan tidak diubah menjadi lemak.
Pare mengandung senyawa mirip insulin yang disebut Polypeptide-p atau p-insulin yang terbukti mengendalikan diabetes secara alami. Zat-zat ini bekerja secara individu atau bersama-sama untuk membantu menurunkan kadar gula darah.
2. Kale
Sayuran dari keluarga cruciferous memiliki rasa pahit misalnya, brokoli, kale, kubis Brussel, kubis, kangkung, lobak dan arugula. Keluarga sayuran ini mengandung senyawa glukosinolat sehingga memberikan rasa pahit sekaligus manfaat.
Sebuah riset laboratorium menunjukkan glukosinolat bisa memperlambat pertumbuhan dan penyebaran sel kanker. Meski belum diteliti pada manusia tetapi temuan ini begitu menjanjikan.
Selain glukosinolat, sayuran mengandung serat yang baik dikonsumsi untuk menyehatkan pencernaan. Kale, misalnya, mampu memberikan rasa kenyang lebih lama karena perlu waktu cukup lama untuk dicerna. Untuk penderita diabetes, kale tidak mengakibatkan kenaikan gula darah dengan cepat.
3. Bubuk kakao
Bubuk kakao sebenarnya memiliki rasa pahit. Jika Anda mendapati bubuk kakao rasanya manis, berarti bubuk sudah diberi pemanis tambahan. Rasa pahit nikmat kakao nyatanya mampu menyehatkan tubuh. Riset menemukan orang yang makan cokelat setidaknya lima kali per minggu memiliki risiko penyakit jantung 56 persen lebih rendah dibanding mereka yang tidak makan cokelat sama sekali.
Apa alasannya?
Peneliti meyakini ini berkat kandungan polifenol dan antioksidan pada kakao yang memperlebar pembuluh darah dan mengurangi peradangan juga melindungi jantung.
4. Kopi hitam
Selain teh, kopi hitam jadi minuman yang banyak dikonsumsi. Rasa pahit yang unik pada kopi dilengkapi dengan polifenol.
Salah satu jenis polifenol yang banyak terdapat pada kopi adalah asam klorogenat. Antioksidan kuat satu ini kemungkinan bertanggung jawab atas manfaat kesehatan kopi termasuk mengurangi kerusakan oksidatif, risiko penyakit jantung dan diabetes.
5. Bayam
Salah satu alasan sebagian orang tidak menyukai bayam karena rasanya pahit. Padahal bayam baik dimasukkan dalam diet harian. Melansir dari NDTV, bayam mengandung banyak serat, kaya akan vitamin A, C, E, K, B2, B6, lutein, magnesium, mangan, asam folat, zat besi, kalsium, kalium, dan tembaga.
6. Teh hijau
Rahasia tubuh bugar salah satunya rutin minum teh hijau. Di China dan India, teh telah dikonsumsi berabad-abad karena manfaat kesehatannya. Melansir dari Times of India, teh hijau mampu menurunkan berat badan sekaligus mengandung antioksidan penting. Antioksidan, khususnya polifenol, membantu membunuh sel kanker, juga menurunkan risiko penyakit kardiovaskular. Untuk memperoleh aneka manfaatnya, minum teh hijau sebanyak dua cangkir setiap hari.
7. Brotowali
Rasa pahit brotowali barangkali bisa mengalahkan rasa pahit makanan-makanan lain yang sudah kita sebutkan sebelumnya. Brotowali merupakan tumbuhan yang kerap digunakan sebagai bahan campuran jamu tradisional Indonesia.
Mengutip dari Hello Sehat, brotowali alias Tinospora crispa mengandung banyak sekali fitokimia yang mampu melindungi tubuh dari berbagai penyakit. Jamu brotowali diyakini bisa menurunkan tekanan darah, mengontrol kadar gula darah, membantu mengatasi penyakit kulit dan melawan alergi.