Ini adalah rasa lapar yang terjadi karena merasa emosional, misalnya kangen dengan kekasih atau orang tua. Ini akan membuat Anda menyantap makanan yang menggambarkan kerinduan Anda dengan mereka. Rasa lapar emosional terjadi lagi bahkan saat perut Anda sudah penuh.
Solusi: Memperhatikan ukuran porsi Anda pasti membantu. Rasa lapar emosional tidak dapat dihindari tetapi menjaga ukuran porsi Anda dapat membantu.
Lapar karena stres atau stres yang menyebabkan kelaparan sering dialami banyak orang. Banyak orang prcaya bahwa stres bisa diatasi dengan makanan. Setiap kali Anda stres karena pekerjaan, hubungan, atau studi, Anda cenderung makan lebih banyak untuk membuat diri Anda merasa lebih baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Solusi: Setiap kali stres, makanan tidak bisa menjadi jawaban Anda. Berhenti, tarik napas, minum sedikit air dan jika benar-benar perlu, makanlah sepotong cokelat hitam atau minum kopi manis.
Ini adalah jenis rasa lapar yang kerap tak disadari. Melihat ponsel atau media sosial sekarang ini bisa memicu rasa lapar.
Hati nurani Anda memberitahu apa yang harus dimakan. Namun, berkat tekanan teman sebaya, otak Anda yang pernah stres, dan apa pun yang Anda baca secara online, rasa lapar seluler ini sering kali diabaikan.
Solusi: Dengarkan tubuh Anda. Hanya karena Anda keluar dengan teman-teman Anda tidak berarti Anda harus makan berlebihan. Jika Anda kenyang setelah beberapa saat, berhenti makan. Cobalah minum segelas air sebelum ngemil.
Jenis rasa lapar karena bosan juga banyak dialami. Rasa bosan kerap memicu lapar. Duduk diam, lalu mulai membuka media sosial atau saat tak punya kerjaan, mengunyah lantas jadi pilihan.
Solusi jenis rasa lapar ini adalah mulai bergerak dan pikirkan jalan keluar dari rasa bosan.
(chs)