Bukan hanya masalah ngidam, berat badan bertambah, kaki bengkak, dan sering kencing saja yang sering dialami ibu hamil. Beberapa ibu hamil ternyata juga berisiko mengalami preeklampsia dan eklampsia.
Kedua gangguan kehamilan ini berisiko meningkatkan risiko kematian sebesar 27,1 persen. Gangguan ini menjadi penyebab kematian nomor satu para ibu hamil di Indonesia.
Hanya saja apa beda antara preeklampsia dan eklampsia?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Preeklampsia adalah kelainan pada kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan banyak protein dalam urine pada usia kehamilan lebih dari 20 minggu.
Ketika bumil mengalami preeklampsia maka ada beberapa dampak yang mungkin muncul.
Merupakan keadaan lanjut dan berat dari preeklampsia ditandai dengan hemolisis (pecahnya sel darah merah),elevated liver enzyme(peningkatan enzim transaminase) dan low platelet (rendahnya trombosit).
"Keadaan ini mengancam nyawa karena sudah mengganggu fungsi darah dan merusak organ hati," ungkap Ilham Utama Surya, dokter dan staf medis Women Health Service RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
kejang pada kehamilan yang ditandai peningkatan tekanan darah. Adalah bentuk berbahaya dari preeklampsia yang mengancam nyawa.
Adalah lepasnya plasenta dari tempat implantasi. Hal ini berbahaya karena dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin.
Pemberat pada pernapasan yang ditandai dengan tertimbunnya cairan di paru.
Preeklampsia dapat mengakibatkan gangguan penglihatan karena mempengaruhi pembuluh darah di mata.
Pada janin dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan janin dalam rahim hingga kematian. "Dapat juga mengakibatkan bayi prematur karena tatalaksana preeklampsia adalah melahirkan plasenta.
![]() ibu hamil |
Sedangkan eklampsia adalah kejang pada kehamilan yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah awitan baru.
Sekalipun kejang, namun eklampsia berbeda dengan epilepsi. Epilepsi dan eklampsia memiliki perbedaan. Epilepsi dapat terjadi seumur hidup tanpa kehamilan, sedangkan eklampsia terjadi pada saat kehamilan dan masa nifas.
Dokumentasi mengenai kejang pada kehamilan ini sudah ada dari jaman Mesir, Yunani, dan India. Pada tahun 1668 Francois Mauriceau yang memperkenalkan istilah eklampsia untuk memperkenalkan kelainan pada kehamilan dan masa nifas yang berakibat kejang. Terakhir, adalah Boissier de Sauvages pada abad ke -18 yang membedakan eklampsia dengan epilepsi.
KLIK DI SINI UNTUK ARTIKEL SELANJUTNYA
(chs)