Studi terbaru menunjukkan, sepertiga pasien yang terinfeksi Covid-19 dapat mengalami gejala hingga berbulan-bulan setelah terinfeksi. Gejala ini tetap muncul meski sudah dinyatakan negatif dari Covid-19. Fenomena ini kini dikenal sebagai long Covid.
Penelitian yang dipublikasikan di JAMA Network Open ini menganalisis gejala Covid-19 pada 177 orang selama sembilan bulan sejak terinfeksi. Ini merupakan pemantauan terlama pada pasien Covid-19 hingga saat ini. Rata-rata pasien yang diteliti merupakan pasien yang memiliki gejala penyakit ringan dan tidak dirawat di rumah sakit.
Hasilnya, peneliti mendapati sebanyak 30 persen pasien mengalami gejala yang menetap hingga berbulan-bulan setelahnya. Gejala yang paling umum adalah kelelahan dan hilangnya kemampuan merasa dan mencium bau.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih dari 30 persen juga melaporkan bahwa kualitas hidup mereka lebih buruk dibandingkan sebelum sakit. Sebanyak 8 persen juga mengaku sulit melakukan aktivitas biasa seperti pekerjaan rumah.
Penelitian lain yang dipublikasikan di The Lancet terhadap pasien Covid-19 di Wuhan, China, sebanyak 76 persen penyintas masih mengalami setidaknya satu gejala setelah enam bulan sejak gejala pertama muncul.
Hingga saat ini, para ahli masih belum mengetahui secara pasti mengapa gejala long Covid ini muncul pada sebagian penyintas.
"Sangat sulit untuk memprediksi siapa yang akan mendapatkan gejala-gejala ini," kata ahli dari Mount Sinai Health System, Zijian Chen, dikutip dari CNN.
Para ahli menyatakan, butuh lebih banyak penelitian untuk memahami gejala yang masih terus muncul hingga berbulan-bulan. Penelitian berikutnya perlu menjawab siapa yang berisiko mendapatkannya dan bagaimana penanganan terbaik untuk pasien.
(ptj/asr)