3 Hoax Vaksin: Tes Covid-19 Jadi Positif Sampai Isi Microchip
Vaksin jadi salah satu senjata untuk melawan pandemi. Namun muncul banyak ketakutan soal ini, termasuk hasil tes Covid-19 yang tadinya negatif malah jadi positif.
Tak dimungkiri, seiring berjalannya vaksinasi, tak jarang muncul aneka informasi atau hoax tidak benar seputar vaksin bermunculan, termasuk soal hasil tes jadi positif sampai tertular covid-19 meski sudah vaksin.
"Masyarakat takut, setelah vaksin rapid test malah reaktif. Padahal itu yang seharusnya terjadi, itu tujuannya. Kalau tidak muncul antibodi, nanti jangan-jangan vaksinnya gagal," ujar RA. Adaninggar Primadia Nariswari, dokter spesialis penyakit dalam di RS Brawijaya Surabaya saat webinar Allianz, Senin (22/2).
Tak hanya itu, ketakutan terhadap vaksin juga ditimbulkan oleh sejumlah informasi lain. Apa saja?
1. Hoax Vaksin: menimbulkan infeksi Covid-19
Vaksin, kata dokter yang disapa Ning ini, seharusnya tidak menimbulkan penyakit. Vaksin terdiri dari beberapa komponen termasuk virus yang dimatikan sehingga jika seseorang terkena Covid-19, ada dua kemungkinan, yakni:
- Saat menerima vaksin, orang tersebut sudah tertular, hanya saja virus masih dalam masa inkubasi artinya. Saat menerima vaksin, orang tersebut sudah tertular, hanya saja virus masih dalam masa inkubasi artinya. Diketahui masa 2-14 hari setelah terpapar virus. Hal ini menyebabkan ketika masa inkubasi virus selesai, virus masih bisa menginfeksi meski sudah divaksin.
- Lengah, setelah pemberian vaksin, orang yang bersangkutan tidak mengimplementasikan protokol kesehatan, sehingga terkena infeksi.
Dia mengingatkan vaksinasi tidak mencegah 100 persen penularan virus. Vaksin digunakan untuk memperkuat imun sehingga saat virus masuk, infeksi tidak akan parah. Dengan kata lain, vaksin tidak serta-merta membuat orang jadi kebal penyakit.
2. Hoax Vaksin: bisa mengubah DNA
Informasi ini tidak benar. Vaksin berisi virus yang sudah mati sehingga tidak bisa beroperasi apalagi masuk ke dalam sel. Memang ada jenis vaksin yang menggunakan mRNA virus tetapi kinerjanya tidak sampai menembus inti sel dan 'mengusik' DNA. Vaksin ini hanya ada di sekitar sel, tidak sampai menembus masuk.
3. Hoax Vaksin: isinya microchip
Ning menegaskan vaksin yang beredar tidak mengandung benda semacam microchip.
"Vaksin itu isinya garam, antigen, penyangga, ajuvan itu untuk meningkatkan respons imun, enggak ada chip," imbuhnya.
(els/chs)