Hikmah Isra Miraj, Perjalanan Nabi Muhammad ke Langit Ketujuh

CNN Indonesia
Kamis, 11 Mar 2021 16:25 WIB
Ilustrasi. Ada hikmah Isra Miraj yang bisa diambil dari perjalanan Nabi Muhammad SAW ke langit ke-tujuh. (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta, CNN Indonesia --

Isra Mi'raj merupakan salah satu peristiwa penting bagi kehidupan Nabi Muhammad SAW dan umat Islam. Ada hikmah Isra Miraj yang bisa diambil oleh umat Muslim dari peristiwa ini.

Isra Mi'raj terjadi pada tanggal 27 Rajab dalam kalender Hijriah. Tahun ini, 27 Rajab jatuh pada Kamis (11/4).

Pada peristiwa ini, Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan di malam hari dari Mekkah ke Baitul Maqdis, Palestina hingga langit ke tujuh atau Sidratul Muntaha.

Dalam sebuah wawancara bersama CNNIndonesia.com pada 2019 lalu, Ustaz Wahyul Afif Al-Ghafiqi bercerita bahwa sebelum peristiwa Isra Mi'raj, Nabi Muhammad dilanda oleh beragam cobaan dan kesedihan. Nabi Muhammad ditinggalkan oleh istrinya, Khadijah, dan orang yang selalu membelanya, sang paman, Abu Thalib.

Atas sederet kejadian tersebut, Allah SWT kemudian menghibur Nabi Muhammad melalui peristiwa Isra Mi'raj. Setidaknya, dari peristiwa tersebut, dapat diambil hikmat Isra Miraj bahwa setelah cobaan yang datang bertubi-tubi akan selalu ada kemuliaan yang menanti.

"Allah mencintai orang yang ikhlas. Isra Mi'raj merupakan karunia yang tidak umum, tidak semua hamba Allah mengalami perjumpaan langsung dengan-Nya," ujar Wahyul.

Tak hanya itu, beberapa kejadian lain dalam peristiwa Isra Mi'raj juga menyiratkan hikmah yang bisa dicatat.

Misalnya saja, saat Nabi Muhammad diangkat menuju Baitul Maqdis. Di sana, Nabi Muhammad sempat ditawari minuman susu dan khamar. Namun, Nabi Muhammad memilih susu.

Dari sana bisa dilihat, bahwa Rasulullah SAW menyukai hal-hal yang suci, menyehatkan, dan bersih. Khamar sendiri merupakan istilah dalam Islam yang merujuk pada minuman fermentasi yang mengandung alkohol seperti arak.

Tak hanya itu, peristiwa Isra Mi'raj juga mengajarkan umat Islam untuk tidak egois. Hal ini terlihat saat Nabi Muhammad bertemu dengan Allah SWT.

Kala itu, Nabi Muhammad menunjukkan rasa hormatnya dengan membaca awalan doa tahiyat. Allah lalu membalas salam dengan memberikan keselamatan dan rahmat kepada Nabi Muhammad.

Tak berhenti sampai di situ, Nabi Muhammad kemudian membalas dengan mengucapkan doa untuk seluruh hamba yang saleh.

"Rasul membacakan doa untuk umatnya. Artinya, tidak egois, tetap memperhatikan umatnya," ujar Wahyul.

(asr)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK