![]() |
Awalnya Gbadolite ialah desa kecil di pinggir Republik Demokratik Kongo yang bahkan tak mencolok di peta.
Desa ini lalu diubah menjadi pemukiman mewah oleh pemimimpin diktator Mobutu Sese Seko oada 1965, yang bahkan mendapat julukan Versailles in Congo.
Saat ini Gbadolite kembali menjadi desa terpencil, meskipun beberapa pendukung Mobutu yang tersisa masih merawat sisa-sisa istananya yang runtuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Monumen di Kinshasa, ibu kota Republik Demokratik Kongo, berupa patung setinggi sekitar 8 meter berkepala botak, bermuka masam, yang tak lain dan tak bukan ialah Laurent Kabila, mantan kepala negara diktaktor.
Dengan jarinya terangkat ke langit, sebuah buku kecil digenggam di tangan kirinya, dan mengenakan celana panjang militer berlipit dan berkancing, patung itu memiliki aura yang familiar.
Patung itu dibangun oleh sekelompok pengrajin Korea Utara yang bekerja di luar negeri sebagai Proyek Luar Negeri Mansudae, dan termasuk di antara lusinan monumen yang dibangun oleh Korea Utara di seluruh Afrika.
Proyek Luar Negeri Mansudae menyediakan monumen dan museum untuk diktator dengan harga murah meriah. Tapi harga murah juga datang dengan jalan pintas.
Menurut penduduk setempat, sosok patung Kabila tak mirip Kabila, melainkan mirip Kim Jong Il. Satu-satunya yang membedakan ialah. Namun tak ada bukti sah atas dugaan ini.
Dugaan atas kurang kreatifnya Proyek Luar Negeri Mansudae juga pernah menjadi kasus di Senegal, ketika Presiden Senegal pada saat itu Abdoulaye Wade protes kalau kepalanya mirip sosok orang Asia daripada Afrika.
Terlepas dari dugaan tersebut, Proyek Luar Negeri Mansudae Korea Utara masih menjadi alasan utama dibangunnya monumen para diktator di Afrika.