SURAT DARI RANTAU

Membuka Lembaran Hidup Baru di Negara Paling Bahagia

Anugrahayu A. Hartoyo | CNN Indonesia
Minggu, 28 Mar 2021 13:03 WIB
Surat dari Rantau pekan ini bercerita mengenai pengalaman hidup warga negara Indonesia yang bermukim di Finlandia, negara paling bahagia di dunia.
Keramaian di Jalan Aleksi, Helsinki, Finlandia. (iStockphoto/peeterv)

Musim dingin lebih indah

Di Helsinki, musim dingin bisa mencapai -20 derajat Celcius. Tapi meniru perkataan penduduk asli sini; "no bad weather just bad clothing" (tak ada cuaca yang salah, hanya saja cara berpakaian kita yang kurang tepat).

Anggapan itu benar adanya, karena saat musim dingin atau panas di luar cuaca ekstrem, penduduk akan tetap beraktifitas seperti biasa, dan seringkali selalu di luar bersama alam.

Musim dingin tahun ini terasa lebih indah karena turun salju. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya mendatangkan langit mendung tak berujung dan jalanan becek.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain optimis soal cuaca, penduduk Finlandia juga menanamkan rasa percaya yang tinggi kepada orang lain. Karakter ini ditanamkan sejak kecil, sehingga semua orang bisa memikul tanggung jawab sedari dini.

Sebelum saya bekerja di perusahaan swasta lokal (Labquality), saya sempat mencicipi pengalaman bekerja di taman kanak-kanak publik di sini.

Ketika mendapatkan tugas menjaga anak-anak yang sedang bermain di luar, jujur saja saya harus menahan diri untuk tidak terlalu khawatir ketika anak-anak itu memanjat atau berlari ke sana ke mari.

Kalau di Indonesia, guru seringkali mengingatkan muridnya untuk hati-hati, tapi di Finlandia tidak. Guru hanya mengawasi dari jauh, sehingga murid bisa mengeksplorasi kemampuan dirinya sendiri. Kalau ada anak yang jatuh atau terluka, tinggal guru yang harus siap siaga dan cepat menolongnya. Itulah salah satu latihan rasa kepercayaan yang dilakukan sejak dini.

Berbeda dengan penduduk New York yang bisa dengan santai menyapa siapa saja yang ingin disapanya di tempat publik, penduduk Finlandia bisa dibilang lebih tertutup, mungkin karena pada dasarnya mereka pendiam.

Meski demikian, jika sudah bertemu dengan teman-temannya, baik di tempat sauna ataupun kedai kopi, baru mereka bisa lebih lepas. Jadi kenalilah pribadinya untuk mengetahui karakternya lebih dalam.

Masakan Indonesia

Selain rindu keluarga, teman-teman, dan rekan kerja saya di Jakarta Intercultural School (JIS), ada dua hal yang saya rindukan dari Jakarta, yakni mal dan makanan.

Tentu saja ada mal di Helsinki, tapi suasana cuci mata di sini amatlah berbeda dengan di mal-mal Jakarta. Mungkin karena lebih banyak hal yang bisa dilihat dan dinikmati di sana, mulai dari ragam barang sampai pengunjungnya. Sensasinya beda.

Ada juga restoran Indonesia di sini yang menunya enak di lidah. Kedutaan Besar Republik Indonesia di sini juga sering menggelar acara berkumpul bersama masyarakat Indonesia sambil makan-makan. Mungkin pengalaman jajan di kaki lima yang membuat kuliner di Indonesia lebih mantap untuk dinikmati.

Kalau pandemi sudah berakhir dan saya bisa mudik ke Indonesia, saya tak sabar ingin menikmati sop kaki kambing, sate-satean, Soto Betawi, ketoprak, somay, tongseng, nasi goreng, sampai gorengan haha..

Tips saya bagi pembaca CNNIndonesia.com yang ingin merantau ke Finlandia ialah pelajari bahasa Inggris dasar untuk percakapan sehari-hari. Kalau punya banyak waktu, bisa juga pelajari bahasa Finlandia.

Selain itu, siapkan mental untuk hidup mandiri. Jauh dari rumah dan udara dingin bisa membuat hati sedih dan kangen kampung halaman. Tapi kalau sudah biasa membahagiakan diri sendiri, merantau ke mana saja sudah pasti serasa tinggal di negara paling bahagia sedunia.

[Gambas:Instagram]



(ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER