Olahraga intensitas tinggi seperti HIIT tentu akan sulit dilakukan saat puasa. Sebaiknya geser ke jenis olahraga yang tidak terlalu intens, replikasi yang lebih sedikit, dan lebih banyak waktu istirahat.
Souad Gharib, pemilik layanan personal trainer untuk perempuan Female Trainer, memilih untuk olahraga lebih ringan selama Ramadan dan melakukan latihan kekuatan.
"Itu kemudian saya lanjutkan dengan latihan kaki, tubuh bagian atas dan split. Saya tidak olahraga untuk banyak berkeringat dan kehausan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rutinitas olahraga memerlukan waktu untuk pemulihan atau istirahat. Namun, Anda bakal susah memenuhi kebutuhan istirahat kalau tidur terlalu larut dan bangun awal untuk ibadah.
Gharib berkata, Anda bisa mengupayakan waktu istirahat setelah salat subuh.
"Tidur sebentar itu perlu untuk pemulihan tubuh. Saya biasanya tidur lagi setelah salat subuh di jam 5 pagi dan tidur sebentar, lalu olahraga di jam 9 pagi," ujarnya.
Sedangkan Salique memilih menyempatkan tidur di jam 5 sore dan bangun saat waktunya berbuka.
Anda disarankan untuk berolahraga setidaknya 150 menit dalam seminggu. Namun, jika belum bisa mencapai akumulasi waktu ini, cukup aktivitas fisik selama 10 menit per hari pun sudah baik untuk permulaan.
Nazia Khatun, body transformation coach, mengatakan bahwa Anda bisa melakukan peregangan, yoga, jalan kaki, atau gerakan apa pun yang bisa dilakukan.
"Ini akan membantu meningkatkan kesejahteraan mental, karena duduk saja seharian atau tiduran bisa membuat Anda lebih lemas dan lelah," katanya.
Ramadan bukan waktu yang tepat buat diet. Khatun menyarankan untuk tetap memberikan tubuh asupan yang pas agar tubuh tetap berenergi selama puasa.
Anda dipersilakan untuk mengonsumsi makanan yang kurang sehat, seperti minuman dan makanan olahan-berpemanis. Namun, konsumsi makanan jenis tersebut dengan porsi terkontrol.
terkontrol. Jenis makanan ini pun bisa dikonsumsi sesekali semisal saat akhir pekan.
(els/asr)