Angka Covid Kepri Tinggi, Travel Bubble Singapura Ditunda

CNN Indonesia
Rabu, 21 Apr 2021 13:35 WIB
Awalnya travel bubble antara Nongsa-Singapura dan Bintan-Singapura dibuka pada 21 April 2021, bertepatan dengan Hari Kartini.
Pemandangan Bintan Resort di Bintan, Kepulauan Riau. (Arsip Kemenparekraf)
Jakarta, CNN Indonesia --

Rencana pembukaan perbatasan secara terbatas melalui travel bubble (gelembung perjalanan) antara Singapura dengan Nongsa di Batam, dan Singapura dengan Bintan Resort di Bintan, Provinsi Kepulauan Riau, kembali ditunda.

Awalnya travel bubble antara Nongsa-Singapura dan Bintan-Singapura dibuka pada 21 April 2021, bertepatan dengan Hari Kartini. Namun, kemudian diundur hingga 7 Mei 2021, dan diundur kembali hingga Agustus 2021.

"Pada 7 Mei kemungkinan belum. Makanya kita musti tekan terus (angka penularan COVID-19)," kata Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad di Batam, Kepri, seperti yang dikutip dari ANTARA pada Rabu (21/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan telah bertemu dengan Konjen Singapura, yang menyatakan kemungkinan rencana travel bubble bisa dilaksanakan pada Agustus 2021.

Dalam rencana penerapan travel bubble, Pemerintah Singapura mempertimbangankan jumlah kasus penularan COVID-19.

Meski angka penularan di Nongsa dan Bintan Resort bisa dikendalikan, namun secara keseluruhan jumlah kasus di Kepri meningkat.

"Kita mendorong ini bicara point to point. Artinya kita bicara Singapura-Nongsa dan Singapura Bintan Resort. Maka kawasan itu betul-betul kita jaga. Tapi Singapura pasti mempertimbangkan kondisi COVID-19. Maka kita jaga betul ini," kata Ansar.

Pihaknya tetap mendorong agar travel bubble dengan Singapura agar bisa dilaksanakan, demi menghidupkan kembali sektor pariwisata yang tumbang karena pandemi COVID-19.

Ia menyatakan kekhawatirannya apabila perbatasan untuk perjalanan pariwisata tidak segera dibuka, maka akan terjadi pemutusan hubungan kerja di hotel dan resor.

"Karena kita menjaga juga, jangan sampai kawasan-kawasan wisata yang masih bertahan karyawannya, PHK besar-besaran. Bertambah berat beban kita ke depan, bicara pertumbuhan ekonomi," kata Ansar.

(antara/ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER