Kasandra menuturkan, emosi yang dilepaskan kepada petugas saat dilarang berlibur sedikitnya dipengaruhi oleh faktor pandemi Covid-19.
Masa pandemi memberikan tekanan pada setiap individu sehingga menambah tingkat stres. Meskipun dalam kesehariannya seorang individu bisa tampak baik-baik saja, bahagia, tapi mungkin ia menyimpan stres dalam diri. Rasa tertekan tersebut kemudian dilepaskan ketika ia dilarang untuk melakukan apa yang diinginkan, seperti berlibur.
"Saat itu [marah-marah] fungsi pengendalian dirinya lepas, siapa pun bisa berada pada situasi tersebut. Semua kembali kepada pola kebiasaan yang ditanamkan dalam diri," kata Kasandra.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, meski sudah meluapkan amarahnya, seorang individu bisa merasa menyesal. Dalam tiga kasus video viral tersebut, Kasandra meyakini bahwa ketiganya juga merasa menyesal dan jera. Terutama setelah wajahnya terekspos di media sosial yang dapat membuat citra dirinya buruk di mata masyarakat.
"Tentu dia menyesal, apalagi setelah menjadi viral. Namun, sebagaimana hakikatnya, manusia tentu harus membuka kesempatan untuk pintu maaf," tuturnya.
(asr)