Tan menyarankan agar masyarakat mulai menghentikan konsumsi makanan kemasan dan mulai beralih mengolah makanan sendiri.
Makanan kemasan sebaiknya hanya dikonsumsi ketika terjadi situasi darurat seperti bencana alam, atau sedang berkemah. Meski demikian, makanan kemasan juga sebaiknya tak dikonsumsi terus menerus dalam keadaan tersebut.
"Kami selalu punya motto 'Tingkatkan Kupasan, Hentikan Kemasan!'. Kan, masih banyak buah kupas, kenapa pilih produk ultra processed? Silakan pakai produk kemasan dalam situasi kepepet, seperti camping atau bencana alam di hari pertama," kata Tan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga:4 Minuman Kemasan yang Perlu Dihindari |
Makanan kemasan memang tidak sehat jika terus dikonsumsi setiap hari. Tapi, bukan berarti makanan kemasan tidak bisa jadi pilihan. Tatik menyarankan, bagi Anda yang ingin mengonsumsi makanan kemasan, maka perhatikan label gizi dan kandungan bahan yang digunakan.
Konsumsi makanan kemasan boleh saja dilakukan asal tidak melebihi asupan nutrisi harian yang diperlukan.
"Perhatikan kandungan gula, garam, lemak, dan bahan tambahan pangannya. Pastikan tidak lebih dari konsumsi harian yang disarankan," tuturnya.
Kementerian Kesehatan menyarankan konsumsi tidak lebih dari 50 gram atau sekitar 4 sendok makan sehari. Lalu untuk garam tidak lebih dari 5 gram atau 1 sendok teh per hari.
Anda bisa coba menghitung berapa gram gula yang didapat dari konsumsi roti untuk sarapan pagi, nasi, serta segelas es kopi susu Anda. Jika konsumsi gula tidak lebih dari 50 gram setelah makanan dan minuman tersebut, maka Anda bisa membeli keripik kentang favorit di supermarket. Begitu juga halnya dengan konsumsi garam Anda.
(mel/asr)