Seruan Amanpour untuk Berani Deteksi Dini Kanker

CNN Indonesia
Rabu, 16 Jun 2021 13:35 WIB
Jurnalis dan pembawa acara CNN Internasional Christiane Amanpour didiagnosis menderita kanker ovarium. Dia menyerukan pentingnya deteksi dini kanker. (AFP/ANGELA WEISS)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jurnalis dan pembawa acara CNN Internasional Christiane Amanpour didiagnosis menderita kanker ovarium.

Dia sempat hiatus selama empat minggu. Setelah kembali dia pun mengungkapkan sudah menjalani operasi besar.

"Saya telah menjalani operasi besar yang sukses untuk mengangkatnya, dan saya sekarang menjalani beberapa bulan kemoterapi untuk prognosis jangka panjang terbaik, dan saya yakin," katanya dari studio rumahnya di London dikutip dari Glamour.

Memahami dan mengalami sendiri proses masalah kesehatan akibat kanker ini, Amanpour mengajak semua wanita agar lebih menyadari kesehatan diri.

"Saya memberi tahu Anda ini demi transparansi tetapi, sebenarnya, sebagian besar sebagai seruan untuk diagnosis dini - untuk mendesak wanita agar mendidik diri mereka sendiri tentang penyakit ini, untuk mendapatkan semua pemeriksaan dan pemindaian rutin yang Anda bisa," katanya.

"Selalu mendengarkan tubuh Anda, dan tentu saja, untuk memastikan bahwa masalah medis Anda tidak diabaikan."

Menurut American Cancer Society, kanker ovarium, sejenis kanker yang dimulai di ovarium dan terutama berkembang pada wanita yang berusia. Kanker ini menempati urutan kelima dalam penyebab kematian akibat kanker di kalangan wanita, terhitung lebih banyak kematian daripada kanker lain pada sistem reproduksi wanita.

Kanker ovarium biasanya dimulai dari sel-sel abnormal yang berkembang biak dan membentuk tumor di kelenjar ini. Pada tingkat yang parah, kanker ovarium dapat mengalami metastasis atau menyebar pada organ lain.

Ajakan Amanpour untuk mendorong deteksi dini sangat penting mengingat hanya sekitar 20 persen kanker ovarium yang ditemukan pada tahap awal. Ketika kanker ovarium ditemukan lebih awal, sekitar 94 persen pasien hidup lebih lama dari lima tahun setelah diagnosis.

Meningkatkan kesadaran kanker ovarium dan mempromosikan bahwa diagnosis dini dapat, secara harfiah, dan bisa menyelamatkan nyawa.

Hingga saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kanker ovarium. Namun, sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko berkembangnya kanker di ovarium.

Faktor risiko itu meliputi; riwayat keluarga yang mengalami kanker ovarium; mutasi gen terkait kanker ovarium; riwayat pribadi kanker payudara, rahim, atau usus besar; penggunaan obat kesuburan atau terapi hormon; tidak ada riwayat kehamilan; endometriosis; faktor usia; dan menopause.

Dikutip dari Health Line, gejala lain yang juga mungkin terjadi adalah kelelahan, gangguan pencernaan, maag, sembelit, sakit punggung, menstruasi tidak teratur, sakit saat berhubungan seksual, dan ruam pada kulit.

(chs)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK