Polisi Preman dan Wisata Propaganda Komunis di Xinjiang

CNN Indonesia
Rabu, 30 Jun 2021 09:50 WIB
Di tengah sanksi AS, China ingin mengembangkan potensi wisata di Xinjiang. Namun, kemelut Uighur masih terasa di sana. Propaganda jalan keluarnya.
Papan iklan berisi propaganda pemerintah China terlihat di persimpangan jalan Hotan, Xinjiang. (REUTERS/THOMAS PETER)

'Bangun Xinjiang Lebih Baik'

Beberapa atraksi baru di Xinjiang selatan hanya berjarak berkendara singkat dari kamp dan penjara yang dibangun untuk menekan gerakan anti-ekstremisme Beijing.

Di kota Kashgar, ketika musisi Uighur bersenandung dari balkon sebuah toko teh yang cantik, sekitar selusin polisi yang membawa perisai dan pentungan muncul dari gang-gang sekitarnya dalam pergantian shift sore.

Di jalan-jalan kota dan pedesaan Xinjiang, propaganda Partai Komunis mendesak kesetiaan dan persatuan etnis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Papan iklan menunjukkan Presiden Xi Jinping berdiri di antara kerumunan anak-anak Uighur yang tersenyum. Mural di dinding rumah di satu desa kecil di luar Hotan memperingatkan kejahatan ekstremisme dan menggambarkan keluarga Uighur dan Han yang bahagia.

"Bangun persatuan etnis, bangun kehidupan Tionghoa, bangun Xinjiang yang lebih baik," bunyi spanduk di sebuah bangunan perumahan di Urumqi.

"Setiap kelompok etnis harus bersatu untuk tanah air selamanya," baca yang lain di dinding masjid di kota Changji.

Wisata di sini ditargetkan pada pelancong domestik, menawarkan Xinjiang sumber pendapatan baru di tengah sanksi AS. China mengharapkan lebih dari 200 juta pengunjung ke Xinjiang tahun ini dan 400 juta pada 2025, dari 158 juta tahun lalu.

Pemerintah AS telah menjatuhkan sanksi kepada pejabat China setelah menuduh China melakukan apa yang merupakan genosida di Xinjiang dalam beberapa tahun terakhir, mengutip program interniran, sterilisasi paksa, dan transfer tenaga kerja massal.

Beijing membantah tuduhan genosida, dan mengatakan kebijakannya di Xinjiang diperlukan untuk membasmi separatis dan ekstremis agama yang merencanakan serangan dan memicu ketegangan antara Uighur dan Han, kelompok etnis terbesar di China.

Di Hotan, prefektur mayoritas Uighur yang sangat terpengaruh oleh program interniran, sebuah "kota tua" baru sedang dibangun.

Setiap beberapa meter, poster-poster menunjukkan rumah-rumah sebelum dibongkar dan diganti dengan bangunan yang sesuai dengan gaya arsitektur perkembangan wisata.

"Penampilan lama berubah menjadi baru, rasa syukur untuk Partai Komunis," bunyi tulisan pada poster tersebut.

(reuters/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER