Hillary membeli tanah dari Sherpa lokal seharga US$2,650 dan melibatkan mereka dalam pembangunannya.
Landasan pacunya pendek, hanya memiliki panjang 527 meter dan lebar 30 meter. Baru pada tahun 2001 area tersebut diaspal.
Bandara Lukla berganti nama menjadi Bandara Tenzing-Hillary pada tahun 2008 untuk menghormati Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay Sherpa, orang pertama yang mencapai puncak Gunung Everest.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain penerbangan penumpang, bandara ini juga berfungsi untuk mengangkut barang dan kargo ke Lukla dan desa-desa lain di sekitar wilayah tersebut, karena tidak ada akses jalan yang mumpuni.
Bandara Tenzing-Hillary mungkin bukan bandara tertinggi dunia, karena rekor itu dipegang oleh Bandara Daocheng Yading di Provinsi Sichuan, China.
Namun yang membuat bandara ini berbahaya - selain faktor cuaca - ialah pesawat yang mendarat atau lepas landas harus menggunakan landasan pacu tunggal.
Mengutip Atlas Obscura, lokasi landasan pacunya yang curam membuat pilot harus sangat fokus saat lepas landas atau mendaratkan pesawat. Miring sedikit, pesawat bisa tergelincir masuk jurang.
Diapit gunung, kerapatan udara di Bandara Tenzing-Hillary jauh lebih rendah daripada di permukaan laut, dan itu berdampak pada jumlah daya yang dihasilkan oleh mesin pesawat yang bisa mengurangi daya angkat, baik saat lepas landas atau mendarat.
Berkurangnya hambatan udara juga membuat pilot lebih sulit memperlambat pesawat saat mendarat. Ditambah lagi landasan pacu yang pendek.
Begitu pendeknya landasan pacu di Bandara Tenzing-Hillary sehingga pilot harus membuat pesawat menanjak dengan kemiringan hampir 12 persen, demi membantu memperlambat kecepatan saat mendarat.
![]() |
Beragam faktor menantang ini membuat Bandara Tenzing-Hillary hanya boleh didarati oleh helikopter atau pesawat berbaling-baling yang berukuran kecil.
Oleh karena itu, Otoritas Penerbangan Sipil Nepal telah menetapkan standar tinggi, di mana hanya pilot berpengalaman yang telah menyelesaikan setidaknya 100 misi lepas landas dan mendarat (STOL) yang diizinkan mendarat di bandara ini.
Pilot juga harus memiliki lebih dari satu tahun pengalaman STOL di Nepal, dan harus telah menyelesaikan sepuluh misi ke Bandara Tenzing-Hillary dengan pilot instruktur bersertifikat.
Namun, terlepas dari kesulitannya, Bandara Tenzing-Hillary merupakan salah satu bandara domestik tersibuk di Nepal.
Kecelakaan memang jarang terjadi, tapi pernah ada. Mengutip Forbes, kasus kecelakaan paling terakhir terjadi pada tahun 2008 yang dialami oleh Yeti Airlines Flights 103.
Ketika itu, pilot yang hendak mendaratkan pesawat kehilangan kontak visual dalam kabut tebal, mengakibatkan pesawat tergelincir ke jurang.
Semua penumpang yang berjumlah 16 jiwa tewas, termasuk dua dari tiga awak. Pilot adalah satu-satunya yang selamat.
Meski disebut bandara paling berbahaya di dunia, Bandara Lukla atau Bandara Tenzing-Hillary ini tetap dianggap sebagai salah satu bandara terindah di dunia, dikelilingi oleh Pegunungan Himalaya lokasi gunung tertinggi di dunia: Everest.
Tak jarang pilot bakal mengajak penumpang berdoa saat pesawat melewati pegunungan itu, demi menghormati eksistensi Sang Atap Dunia.
(ard)