Danau Tertua di Eropa Terancam Masuk 'Daftar Neraka' UNESCO

CNN Indonesia
Jumat, 02 Jul 2021 14:02 WIB
"Menerima izin pembangunan di destinasi wisata bukan berarti mendapat lampu hijau untuk membuat polusi," kata seorang aktivis lingkungan di Orhid.
Danau Orhid, danau tertua di benua Eropa yang terancam masuk
Jakarta, CNN Indonesia --

Danau Orhiddanau tertua di benua Eropa yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, tengah mendapat sorotan dunia, karena sedang mengalami masalah kepadatan lingkungan dan polusi.

Saat ini pemerintah Makedonia Utara berusaha keras untuk menegakkan aturan perlindungan lingkungan di sana, sehingga Danau Orhid tak masuk dalam "daftar neraka" UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia yang terancam punah.

Pertokoan dan tempat makan di sekitar danau saat ini ditutup, menyisakan area berjemur yang masih dibuka untuk wisatawan - yang tentu saja merasa kebingungan karena keramaian wisata di sana tak lagi terasa, terutama di musim panas yang biasanya ramai turis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dimitar Pendoski ialah salah satu pemilik restoran yang ditutup pemerintah.

"Akibatnya semua orang kehilangan -- karyawan, ekonomi lokal, dan tentu saja turis," kata Pendoski kepada AFP.

Berkat kehidupan hewan dan tumbuhan yang unik, reruntuhan prasejarah dan gereja-gereja Bizantium, Danau Ohrid telah menikmati predikat sebagai situs warisan dunia UNESCO selama empat dekade.

Hanya beberapa lusin tempat di seluruh dunia telah memenangkan status bergengsi untuk alam dan budaya ini, termasuk Danau Ohrid, label yang menjadi nilai plus dalam memasarkan destinasi wisata di suatu negara.

Namun badan PBB itu mengatakan Danau Ohrid akan dimasukkan ke dalam daftar "dalam bahaya" selama pertemuan tingkat tinggi akhir Juli, karena kekhawatiran atas isu permukiman dan polusi yang tidak terkendali.

Kecuali Makedonia Utara dapat melakukan keajaiban diplomatik, danau ini bisa diselamatkan dari "daftar neraka" seperti Great Barrier Reef di Australia.

Wali Kota Ohrid, Konstantin Georgieski, sedang sibuk berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan lembaga untuk mengatasi masalah tersebut.

Misinya diperumit oleh dimensi internasional -- sebagian dari danau itu berada di Albania, dan para pejabat mereka juga mengambil bagian dalam diskusi dengan UNESCO.

Tapi Georgieski tidak panik.

"Ini bukan berarti akhir dunia," katanya tentang keputusan UNESCO.

"Setelah 30 tahun pengendalian lingkungan telah lalai, wajar jika mereka (UNESCO) kehilangan kesabaran."

Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...

Sendu Danau Tertua di Eropa yang Berubah Jadi Pulau Pesta

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER