Jakarta, CNN Indonesia --
Penanganan pasien Covid-19 dibedakan sesuai dengan gejala yang dialami. Di dunia medis, klasifikasi pasien Covid-19 terbagi menjadi lima bagian yakni pasien tanpa gejala, bergejala ringan, sedang, berat, dan kritis.
Namun, apa saja ciri pasien Covid-19 tanpa gejala, bergejala ringan, sedang, berat, hingga kritis?
Berikut ciri dan kriteria pasien Covid-19 berdasarkan pandangan medis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Pasien Covid-19 tanpa gejala
Sesuai namanya, pasien Covid-19 tanpa gejala merupakan orang yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 tanpa gejala apa pun.
"Pasien tanpa gejala yaitu swab atau antigen positif namun tidak ada gejala sama sekali," kata Dokter spesialis paru konsultan di RSUP Persahabatan, dr Heidy Agustin dalam webinar, Jumat (2/7)
Beberapa gejala yang biasanya ditemui pada pasien Covid-19 seperti batuk, demam, pilek, sakit kepala, hingga masalah pencernaan tidak ditemukan pada pasien tanpa gejala.
Biasanya, pasien Covid-19 tanpa gejala memiliki daya tahan tubuh kuat sehingga tidak menimbulkan gejala saat terinfeksi Covid-19.
"Jika tidak ada gejala, maka pasien bisa melakukan isolasi mandiri di rumah dengan pemantauan dari petugas puskesmas setempat," kata dokter spesialis paru Erlina Burhan, dalam acara yang sama.
2. Pasien Covid-19 derajat keparahan ringan
Berdasarkan penjelasan Heidy, pasien Covid-19 bergejala ringan yaitu orang yang positif Covid-19 dengan gejala klinis, namun tidak mengalami sesak napas.
"Derajat ringan yakni tanpa pneumonia atau hipoksia. Tapi terjadi demam dengan atau tanpa batuk, fatigo, napas pendek, hingga anoreksia," ucapnya.
Pasien derajat keparahan ringan juga seringkali ditemui dengan gejala tidak spesifik (atipikal) seperti nyeri tenggorokan, kongesti hidung, sakit kepala, diare, mual, muntah, dan anosmia.
"Pada pasien usia tua dan immunocompromise biasanya gejala Covid-19 yang ditemui merupakan gejala atipikal," tambah Heidy.
Simak perbedaan tingkat keparahan Covid-19 dari sedang hingga kritis di halaman berikut.
3. Pasien Covid-19 derajat keparahan sedang
Heidy menjelaskan, pada derajat sedang pasien dibedakan berdasarkan usia.
Pada usia dewasa atau remaja, biasanya terdapat tanpa klinis pneumonia berat, batuk berdahak atau batuk kering, sesak napas, dan napas cepat lebih dari 24 kali dalam satu menit.
Sementara pada anak-anak, biasanya terjadi pneumonia ringan, batuk, napas cepat, dan sesak napas.
Pada anak usia kurang dari dua bulan, kriteria napas cepat yakni bernapas lebih dari 60 kali per menit. Usia 2-11 bulan bernapas lebih dari 50 kali per menit, dan usia 1-5 tahun bernapas lebih banyak dari 40 kali per menit.
Jika pada tahap ini terdapat gejala sesak napas, derajat keparahan bisa berkembang menjadi berat. Oleh karenanya, segera cari bantuan dari layanan kesehatan dan tenaga ahli agar mendapat penanganan lebih lanjut.
4. Pasien Covid-19 derajat keparahan berat
Mirip seperti pada pasien Covid-19 dengan derajat keparahan sedang, kriteria ini juga dibedakan berdasarkan usia.
Pada remaja atau dewasa, terjadi pneumonia, napas lebih dari 30 kali per menit, terjadi distres pernapasan berat, dan saturasi oksigen kurang dari 93 persen.
Sementara pada anak terjadi tanda klinis pneumonia disertai salah satu dari gejala lain seperti terjadi warna biru di bibir, saturasi kurang dari 93 persen, distres pernapasan berat.
Lalu pada bayi dengan Covid-19 bergejala berat ditandai dengan tidak mampu minum atau menyusu ASI, penurunan kesadaran, kejang, penarikan napas cepat dengan tarikan dinding dada.
Dalam tahap ini, pasien Covid-19 perlu mendapatkan perawatan di rumah sakit. Oleh karenanya, jika mengalami gejala demikian segera cari bantuan agar ditangani lebih lanjut dan mendapat perawatan.
5. Pasien Covid-19 derajat keparahan kritis
Pada pasien Covid-19 kritis terjadi gejala Covid-19 seperti pada pasien bergejala sedang atau berat, disertai dengan acute respiratory distress syndrome (ARDS) di seluruh paru.
"Pada foto rontgen, maka paru-parunya putih semua," kata Heidy.
Pasien kritis juga biasanya sudah mendalami sepsis atau peradangan ekstrim karena kadar virus SARS-CoV-2 terlalu banyak di dalam tubuh. Pada tahap ini, pasien Covid-19 biasanya sudah dalam perawatan intensif di rumah sakit.