Buat paru-paru sehat dan berfungsi baik, oksigen yang dihirup dari udara bebas akan dipindahkan ke aliran darah dan dibawa ke seluruh tubuh. Menurut American Lung Association, di tiap sel tubuh, oksigen ditukar dengan gas buangan atau karbon dioksida. Aliran darah membawa gas limbah kembali ke paru-paru, lalu dihembuskan.
Mekanisme ini tetap berlaku pada pasien Covid-19. Namun pemberian oksigen medis akan lebih mencukupi kebutuhan pasien. Oksigen medis diperoleh dari udara bebas dan dikompres sehingga hanya oksigen yang diambil.
Dari segi penggunaan, ini akan berbeda dengan oksigen dari udara bebas. Oksigen medis digunakan atau diberikan pada pasien dengan berbagai cara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Al-Jazeera, untuk kekurangan oksigen rendah hingga sedang, pasien bisa dipasangkan kanula hidung (tabung medis yang melewati kedua lubang hidung) atau masker wajah sederhana (reservoir). Sekitar 1-15 liter oksigen per menit dikirim untuk membuat pernapasan pasien teratur.
Jika diperlukan volume oksigen lebih tinggi, pada pasien ditempatkan kanula hidung aliran tinggi yakni mesin Continuous Positive Airway Pressure (CPAP) atau ventilator.
"Oksigen akan diberikan secara kontinyu sampai saturasi oksigen tubuh terpenuhi. Pemberiannya pun melihat saturasinya. Kalau ringan, diberi aliran kecil, kalau terlalu kecil atau masih kurang, kita tingkatkan. Kalau ringan, sekitar 2-4 liter oksigen per menit," papar Arief.
Dia menyarankan sebaiknya masyarakat memastikan oksigen memang diperuntukkan untuk medis. Oksigen yang diperjual belikan ada dua peruntukan yakni medis dan industri.
Kemudian penggunaan oksigen medis secara mandiri atau di luar fasilitas kesehatan harus berada di bawah pengawasan tenaga medis. Penggunaan oksigen medis atau terapi oksigen adalah salah satu bentuk terapi untuk pasien dan bukan satu-satunya terapi.
"Banyak yang berusaha mencari oksigen sendiri. Penanganan Covid enggak sebatas oksigen, itu salah satu bagian dari penanganan," katanya.
Selain itu, perlu ada supervisi dari tenaga medis sebab hanya tenaga medis yang tahu ukuran pemberian oksigen. "Terdapat regulator, jadi tidak serta merta dikasih tinggi. Ini bukan mengobati, malah bikin masalah," imbuhnya.
![]() |