7 Tempat yang Dipercaya sebagai Gerbang Bumi ke Surga
Ada beragam kepercayaan di dunia, baik yang diakui secara hukum negara sampai yang merupakan warisan leluhur tiap suku. Sebagai manusia yang berbudaya, kita patut menghormati kepercayaan-kepercayaan tersebut.
Berbeda kepercayaan, berbeda pula pandangan mereka mengenai surga dan neraka. Tapi, ada beberapa gerbang surga yang digambarkan berada di dunia. Beberapa merupakan objek wisata alam, sebagian tertutup untuk umum demi menjaga kesakralannya.
Salah satunya ialah Gunung Kailash di Tibet, yang disebut gerbang dari Bumi menuju surga.
Tidak ada pendakian komersial yang tercatat di sana. Mendaki gunung ini memang sebenarnya dilarang karena kesuciannya.
Pada tahun 2001, pemerintah China sempat mendapat protes keras dari komunitas agama yang mensakralkan Gunung Kailash, karena mengeluarkan izin pendakian untuk tim Spanyol. Setelah itu, izin pendakian di tangguhkan hingga saat ini.
Berikut tujuh gerbang ke surga lainnya yang ada di penjuru dunia, salah satunya disebut berada di Indonesia:
1. Pu'u Keka'a (Black Rock), Maui, Hawaii
Pu'u Keka'a (Batu Hitam) adalah tengara dari lava yang menonjol di Pantai Kaanapali di Maui, dekat dengan area resor menyelam yang terkenal.
Di balik pemandangannya yang indah, ada legenda yang hingga saat ini masih dipercaya oleh masyarakat setempat.
Dalam agama asli Hawaii, Pu'u Keka'a dikatakan sebagai "ka-leine-a-ka-'uhane," atau "lompatan jiwa" - tempat jiwa orang mati melompat dari dunia ke kehidupan selanjutnya.
Di beberapa tempat di seluruh kepulauan Hawaii, ada tempat-tempat loncatan seperti ini - seringkali bebatuan tinggi menghadap ke barat.
Begitu sekarat atau meninggal, roh mereka akan bertemu dengan teman dan leluhur mereka yang telah meninggal, seringkali dalam bentuk hewan, yang membantu menentukan apakah kematian itu nyata.
Jika mereka mengetahui Anda masih memiliki kewajiban tertentu atau belum waktunya untuk wafat, roh akan membantu menghidupkan Anda kembali.
Namun, jika kematian itu nyata, roh akan membantu membimbing Anda ke titik lompatan, di mana jiwa Anda akan melompat ke dunia berikutnya.
Jika semasa hidup Anda orang terhormat dan taat hukum, roh Anda hidup bersama dewa utama Kane, dan Anda menjadi dewa.
Raja Kahekili abad ke-18 adalah seorang atlet yang hebat, terkenal dengan keahliannya dalam lele kawa (lompatan tebing).
Lokasi favoritnya untuk penyelaman tebing yang spektakuler adalah Black Rock ini, hingga akhirnya masyarakat menganggap bahwa rohnya melompat ke dunia berikutnya dari sini.
Setiap malam saat matahari terbenam, tempat penginapan Sheraton Resort yang ada di dekatnya menyelenggarakan atraksi lompat tebing meniru aksi raja yang mengesankan.
2. Glastonbury Tor, Glastonbury, Inggris
Pintu masuk legendaris ke Annwn, surga dalam mitologi Welsh, dikatakan berada di puncak Glastonbury Tor, sebuah bukit di luar kota Glastonbury di Somerset, Inggris.
Annwn adalah dunia pemuda abadi, tanpa penyakit dan berlimpah makanan dan kesenangan, dipimpin oleh raja peri Arawn.
Legenda mengatakan kalau tempat itu hanya dapat diakses melalui kematian atau setahun sekali melalui pintu rahasia di Glastonbury Tor.
Selama berabad-abad situs tersebut juga dikenal sebagai lokasi Avalon, negeri peri tempat Raja Arthur beristirahat hingga ia bangkit untuk membantu pengikutnya.
Tinggi Tor sekitar 157 meter, dan ditutup dengan reruntuhan menara Gereja St Michael, yang pertama kali dibangun pada abad ke-12.
Penggalian menunjukkan bukti kunjungan manusia ke tempat ini sejak Zaman Besi.
Lahan basah di sekitar Tor terkadang menciptakan fatamorgana, di mana cahaya dibelokkan melalui kabut mistis dan menciptakan ilusi Tor mengambang di atas kabut.
3. Lorong di bawah Piramida Matahari, Teotihuacan, Meksiko
Piramida Matahari dan Bulan di Kota Kuno Teotihuacan di Meksiko menjadi prestasi arsitektur zaman lampau yang berhasil telah menarik jutaan pengunjung sejak ditinggalkan sekitar tahun 550 Masehi.
Pembangunan kota dimulai sekitar 100 Sebelum Masehi, meskipun identitas sang pembangun tetap menjadi misteri.
Suku Toltec telah lama dikenal sebagai arsiteknya, meskipun penelitian terbaru juga mengungkap nama Suku Maya, Mixtec, dan Zapotec.
Di kota ini, kuil dan piramida digunakan sebagai situs untuk ritual rumit, termasuk pengorbanan manusia dan hewan.
Tahun 1971 dilakukan penggalian di bawah Piramida Matahari yang menyingkap keberadaan gua berbentuk daun semanggi.
Gua itu tampaknya merupakan tempat untuk ritual api dan air, dan mungkin telah dilihat sebagai lorong untuk dari dunia roh ke Bumi.
Dalam tradisi keagamaan Mesoamerika awal, duniah roh ini dikenal sebagai Tamoanchan. Bagi suku Aztec, yang kemudian menduduki Teotihuacan, Tamoanchan menjadi surga yang penuh dengan burung, air mancur, dan bunga yang berharga.
Para arkeolog berhipotesis bahwa gua-gua itu mungkin adalah tempat pemujaan asli, dan kemudian piramida dibangun di atasnya untuk memperingati tempat suci itu.
Gua tersebut saat ini tidak terbuka untuk umum.
Artikel ini masih berlanjut ke halaman berikutnya...